Kisah dalam film Matrix, yang diperankan oleh Keanu Reeves, agaknya bukan sekadar fiksi. Dua pekan lalu, pakar teknologi asal Amerika, Ray Kurzweil, mengatakan bahwa mesin akan mencapai kecerdasan tiruan setara dengan manusia pada 2029. ? Manusia akan mencapai ?~kesempurnaan? ketika sebuah robot mungil ditanam di dalam otaknya. Orang akan menjadi lebih cerdas,? katanya.
Selain mendongkrak kecerdasan, robot mungil alias nanobots tersebut juga membuat manusia mengingat berbagai hal dengan lebih baik. Bahkan, kelak orang bisa memasuki lingkungan virtual reality melalui sistem sarafnya secara otomatis.
Mesin dan manusia akan secepatnya bergabung. Artinya, demikian Kurzweil, mesin tersebut akan ditempelkan di dalam tubuh untuk berbagai tujuan atau kepentingan. Sebagai misal untuk memelihara tingkat kesehatan dan meningkatkan kecerdasan. ? Kami akan menciptakan nanobots yang cerdas yang bisa memasuki otak dari pembuluh darah dan berinteraksi secara langsung dengan neuron,? paparnya.
Kurzweil dan timnya memang sangat meyakini bahwa penggabungan mesin dan manusia--dengan menanamkannya di dalam tubuh--akan bisa mendongkrak tingkat kesehatan dan kecerdasan jauh di atas standar yang ada saat ini. Bahkan, kelak manusia ? setengah? robot itu akan menjadi bagian dari kehidupan sosial tersendiri. ? Kami,? ujarnya, ? Menggunakan teknologi untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental secara bersamaan.?
Toh, Kurzweil buru-buru menegaskan bahwa hal itu tidak akan menjadi semacam invasi dari alien mesin-mesin cerdas yang mengancam dan menggusur keberadaan manusia. Mesin, katanya, sekadar mewujudkan beratus-ratus hal yang manusia ingin lakukan, baik pada batas kecerdasan atau lebih dan di berbagai bidang kehidupan.
Bukan hanya menciptakan mesin untuk disuntikkan dalam tubuh, para peneliti itu juga mengungkapkan keberhasilan dalam menyiapkan perangkat keras dan lunak dengan kecerdasan tiruan seperti yang dimiliki manusia, termasuk keluwesan dan kecerdasan emosional. ? Kita mesti siap dengan komunitas manusia mesin,? ucapnya.
Sekadar informasi, Kurzweil adalah salah satu dari 18 pemikir berpengaruh abad ke-21 yang memilih untuk mengidentifikasi berbagai tantangan yang terkait dengan ras manusia. Tokoh lainnya adalah pendiri Google, Larry Page, dan pakar genetika, Dr. Craig Venter.
Salah satu tolak ukur keberhasilan proyek para pemikir itu adalah pertumbuhan yang bersifat eksponensial dari kemampuan pemrosesan data. Selain itu, pada saat yang sama ukuran berbagai perangkat teknologi semakin menyusut. Kedua hal itu memicu pengembangan komputer mikroskopik.
Para pakar teknologi itu juga mengungkapkan, adalah sebuah keniscayaan untuk membuat prediksi secara akurat pertumbuhan dan perubahan di dunia komputasi dengan memperhatikan apa yang telah berhasil dicapai di bidang pengembangan komputer selama 50 tahun terakhir. Berpijak pada hal itu, mereka berkeyakinan dalam 25 tahun ke depan kemampuan komputer akan meningkat hingga miliaran kali lipat. Sementara, ukuran mesin pintar itu akan menyusut hingga 100 ribu kali.
Hari ini, katanya, orang bisa meletakkan komputer seukuran biji kacang di dalam manusia untuk mengobati penyakit Parkinson. Neuron yang rusak oleh penyakit juga bisa digantikan oleh perangkat canggih tersebut.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu sejumlah ilmuwan dari Institut Teknologi Massachusetts berhasil menyembuhkan sejumlah hamster yang buta. Ceritanya, di laboratorium para peneliti merusak bagian otak binatang pengerat itu yang terkait dengan fungsi penglihatan. Hewan yang terluka itu lantas disuntik dengan bahan sintetis peptides berukuran lima nanometer.
Bahan tersebut belakangan mampu menyatukan sel-sel otak yang rusak tanpa menimbulkan bekas luka parut. Hal itulah yang membuat hamster yang buta kembali bisa melihat. Menariknya, uji coba itu juga berhasil pada hewan yang berusia tua yang kemampuan regenerasi selnya diduga sudah tak bekerja optimal. ? Hal itu membuat kami sangat terkejut dan gembira,? kata Dr. Rutledge Ellis-Behnke, pakar neuroscientist dari MIT.
Serupa dengan yang dilakukan oleh para peneliti dari MIT, Kurzweil dan rekan-rekannya juga mengoptimalkan teknologi nano. Hasilnya, mereka siap melahirkan komputer yang memiliki ukuran sama dengan sebutir sel darah. Mesin pengolah data itu dapat disuntikkan dan merayap di dalam tubuh manusia. Jika bersarang di dalam otak, maka dia akan melipatgandakan tingkat kecerdasan.
(Trust//srn) okezone
Selain mendongkrak kecerdasan, robot mungil alias nanobots tersebut juga membuat manusia mengingat berbagai hal dengan lebih baik. Bahkan, kelak orang bisa memasuki lingkungan virtual reality melalui sistem sarafnya secara otomatis.
Mesin dan manusia akan secepatnya bergabung. Artinya, demikian Kurzweil, mesin tersebut akan ditempelkan di dalam tubuh untuk berbagai tujuan atau kepentingan. Sebagai misal untuk memelihara tingkat kesehatan dan meningkatkan kecerdasan. ? Kami akan menciptakan nanobots yang cerdas yang bisa memasuki otak dari pembuluh darah dan berinteraksi secara langsung dengan neuron,? paparnya.
Kurzweil dan timnya memang sangat meyakini bahwa penggabungan mesin dan manusia--dengan menanamkannya di dalam tubuh--akan bisa mendongkrak tingkat kesehatan dan kecerdasan jauh di atas standar yang ada saat ini. Bahkan, kelak manusia ? setengah? robot itu akan menjadi bagian dari kehidupan sosial tersendiri. ? Kami,? ujarnya, ? Menggunakan teknologi untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental secara bersamaan.?
Toh, Kurzweil buru-buru menegaskan bahwa hal itu tidak akan menjadi semacam invasi dari alien mesin-mesin cerdas yang mengancam dan menggusur keberadaan manusia. Mesin, katanya, sekadar mewujudkan beratus-ratus hal yang manusia ingin lakukan, baik pada batas kecerdasan atau lebih dan di berbagai bidang kehidupan.
Bukan hanya menciptakan mesin untuk disuntikkan dalam tubuh, para peneliti itu juga mengungkapkan keberhasilan dalam menyiapkan perangkat keras dan lunak dengan kecerdasan tiruan seperti yang dimiliki manusia, termasuk keluwesan dan kecerdasan emosional. ? Kita mesti siap dengan komunitas manusia mesin,? ucapnya.
Sekadar informasi, Kurzweil adalah salah satu dari 18 pemikir berpengaruh abad ke-21 yang memilih untuk mengidentifikasi berbagai tantangan yang terkait dengan ras manusia. Tokoh lainnya adalah pendiri Google, Larry Page, dan pakar genetika, Dr. Craig Venter.
Salah satu tolak ukur keberhasilan proyek para pemikir itu adalah pertumbuhan yang bersifat eksponensial dari kemampuan pemrosesan data. Selain itu, pada saat yang sama ukuran berbagai perangkat teknologi semakin menyusut. Kedua hal itu memicu pengembangan komputer mikroskopik.
Para pakar teknologi itu juga mengungkapkan, adalah sebuah keniscayaan untuk membuat prediksi secara akurat pertumbuhan dan perubahan di dunia komputasi dengan memperhatikan apa yang telah berhasil dicapai di bidang pengembangan komputer selama 50 tahun terakhir. Berpijak pada hal itu, mereka berkeyakinan dalam 25 tahun ke depan kemampuan komputer akan meningkat hingga miliaran kali lipat. Sementara, ukuran mesin pintar itu akan menyusut hingga 100 ribu kali.
Hari ini, katanya, orang bisa meletakkan komputer seukuran biji kacang di dalam manusia untuk mengobati penyakit Parkinson. Neuron yang rusak oleh penyakit juga bisa digantikan oleh perangkat canggih tersebut.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu sejumlah ilmuwan dari Institut Teknologi Massachusetts berhasil menyembuhkan sejumlah hamster yang buta. Ceritanya, di laboratorium para peneliti merusak bagian otak binatang pengerat itu yang terkait dengan fungsi penglihatan. Hewan yang terluka itu lantas disuntik dengan bahan sintetis peptides berukuran lima nanometer.
Bahan tersebut belakangan mampu menyatukan sel-sel otak yang rusak tanpa menimbulkan bekas luka parut. Hal itulah yang membuat hamster yang buta kembali bisa melihat. Menariknya, uji coba itu juga berhasil pada hewan yang berusia tua yang kemampuan regenerasi selnya diduga sudah tak bekerja optimal. ? Hal itu membuat kami sangat terkejut dan gembira,? kata Dr. Rutledge Ellis-Behnke, pakar neuroscientist dari MIT.
Serupa dengan yang dilakukan oleh para peneliti dari MIT, Kurzweil dan rekan-rekannya juga mengoptimalkan teknologi nano. Hasilnya, mereka siap melahirkan komputer yang memiliki ukuran sama dengan sebutir sel darah. Mesin pengolah data itu dapat disuntikkan dan merayap di dalam tubuh manusia. Jika bersarang di dalam otak, maka dia akan melipatgandakan tingkat kecerdasan.
(Trust//srn) okezone