Jika kita berbicara tentang Google saat ini, maka pikiran kita tentulah akan membayangkan sebuah perusahaan IT raksasa profesional. Google sebagai perusahaan IT yang baru berusia delapan tahun telah bertumbuh dengan sangat pesat dan berhasil mendudukkan para pemiliknya dalam deretan orang-orang terkaya di dunia. Suka atau tidak suka pastilah kita setuju bahwa Google yang memulai usahanya dari sebuah petak garasi ini telah memberi banyak kontribusi dalam perkembangan dunia maya selama ini.
Google sendiri berawal dari pertemuan kedua pendirinya, Larry Page seorang lulusan Standford University yang pada saat itu berusia 24 tahun, dan Sergey Brin seorang alumnus Michigan University berusia 23 tahun, pada sebuah kunjungan akhir pekan. Opini mereka yang kuat dan sudut pandang mereka yang berbeda dalam melihat sebuah permasalahan dan perkembangan IT justru menjadi modal utama mereka dalam membangun Search Engine ini.
Tujuan awal dari aplikasi yang mereka buat saat itu adalah membantu memecahkan sebuah masalah komputer terbesar saat itu, yaitu membangun sebuah aplikasi yang dapat mempermudah penggunanya melakukan pencarian data/informasi secara cepat dalam sekumpulan besar data yang sangat beragam. Dan kemudian, dari sinilah semua bermula. Google yang kini telah menjadi tempat bergantung banyak orang di dunia dalam mencari data di Internet, mulai dibuat. Uniknya adalah, pada saat pertama kali dibuat keduanya tidak serta merta menamakan link pencarian ini Google. Pada saat pertama kali dibuat pada Januari tahun 1996, mereka menamai Search Engine ini BackRub. Nama BackRub untuk melambangkan kemampuan analisa untuk menunjukkan “back links”, acuan kepada situs web yang memuat data yang diinginkan. Tidak lama kemudian, BackRub telah mampu menunjukkan reputasinya sebagai sumber pencarian data, terutama di kalangan akademis.
Baru kemudian pada September 1998, Google Inc. resmi didirikan di sebuah garasi kecil yang mereka sewa dari teman mereka, Susan Wojcicki di Menlo Park Resident. Karyawan pertama yang mereka pekerjakan saat itu, Craig Silverstein, kini telah menjabat sebagai Google’s Director of Technology.
Salah satu hal yang patut kita pelajari dari Google adalah sebuah integritas yang dianut kedua pendirinya, Larry dan Sergey. Mereka mempercayai tentang kebaikan untuk semua orang, bukan hanya diri sendiri. “Be No Evil”, nilai integritas itulah yang mereka yakini dalam menjalankan Google selama kurun waktu lebih dari delapan tahun ini. Mereka mempercayai sebuah kebaikan hidup dalam memberi kepuasan dan pelayanan melalui produk mereka, maupun dalam memperlakukan seluruh karyawan Google yang ada. Oleh karenanya, banyak pihak mengatakan bahwa bekerja di Google sangat berbeda dengan bekerja pada perusahaan konvensional lainnya.
Perbedaan yang nyata terletak pada bagaimana perusahaan ini menghargai dan memperlakukan karyawannya dengan sangat baik. Hingga kini, Larry dan Sergey tetap menjadi orang yang sangat hemat dan efesien dalam membelanjakan anggaran perusahaan. Namun dalam hal kesejahteraan karyawan, mereka berdua dikenal sangat royal memenuhi kebutuhan karyawannya. Selain itu Larry dan Sergey juga membebaskan karyawannya untuk memakai seperlima waktu kerjanya di Google untuk mengembangkan proyek eksperimen pribadi, tanpa mempedulikan apakah proyek tersebut dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan atau tidak. Hal tersebut merupakan sebuah perlambang, betapa Google sangat mengharapkan karyawannya untuk dapat mengembangkan diri di bidang yang mereka pilih sendiri. Itulah mengapa Google dapat menjadi ‘surga’ bagi para karyawannya. Mungkin hal tersebut jugalah yang menjadikan kantor Google yang bernama GooglePlex, dinobatkan oleh Majalah Fortune sebagai Tempat Kerja Terbaik di Amerika Serikat tahun 2007.
Walaupun telah duduk dalam jajaran orang terkaya dalam usia yang sangat muda, namun Larry dan Sergey tidak pernah melupakan saat-saat kerja keras mereka di sebuah garasi kecil di Menlo Park Resident. Juga saat-saat mereka menghabiskan isi kulkas Susan, pemilik rumah dimana garasinya mereka sewa. Oleh karenanya, jangan heran jika melihat di GooglePlex makanan yang disediakan tiga kali sehari secara cuma-cuma dari perusahaan bagi seluruh karyawan, fasilitas kesehatan di kantor, bahkan perawatan bayi bagi ibu-ibu muda. Hal ini tak lepas dari keyakinan mereka berdua tentang sebuah nilai kebaikan dari saling berbagi dengan sesama, termasuk karyawan.
Hal lain yang dapat kita pelajari adalah bagaimana prinsip “Be No Evil” ini mereka terapkan dalam pelayanan produk mereka.
Seperti yang kita ketahui bersama, hingga saat ini Google telah mengembangkan diri mulai dari sekedar sebagai mesin pencari data (Search Engine), hingga menjadi sebuah situs web pemberitaan yang lengkap, email, gambar, peta satelit, video, dan masih banyak lagi lainnya. Semua pengembangan diri Google ini telah memberikan banyak kontribusi yang berarti dalam pengembangan dunia maya hingga saat ini. Semua itu mereka lakukan bukan atas dasar mencari uang semata, namun juga demi kepuasan masyarakat, dengan cara mempelajari terlebih dahulu setiap kebutuhan mayoritas pengguna dan pemecahannya sebelum mereka mulai mengembangkannya.
Dan kini dunia pun mengakui peran mereka yang sangat besar dalam memajukan teknologi, khususnya Tehnologi Informasi. Semua itu tak lepas dari nilai integritas yang mereka yakini selama ini dalam menjalankan usaha. Jadi benarlah sebuah pepatah yang mengatakan, siapa yang menabur banyak akan menuai banyak; siapa yang menabur sedikit akan menuai sedikit pula.
By irvanchow