Ancaman virus flu burung di Indonesia dapat menjadi pandemi atau menular dari manusia ke manusia bukan isapan jempol semata. Pasalnya, virus H5N1 di Indonesia diidentifikasi lebih ganas dibandingkan negara lain.
"Dari hasil penelitian virus H5N1 di Indonesia lebih ganas daripada H5N1 di negara lain. Karena hal itu, kita disorot masyarakat dunia," kata Deputi Simulasi Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza (SPEPI) Depkes Erna Trisnaningsih, saat dalam jumpa pers persiapan pelaksanaan Simulasi Flu Burung Internasional, di Kantor Pemkab Jembrana, Bali, Kamis (24/4/2008).
Erna menjelaskan, keganasan virus flu burung pernah merenggut nyawa 40 juta jiwa di Spanyol, tahun 1919 silam. Virus H5N1 juga pernah menyerang Hongkong dan menewaskan empat juta penduduk. Namun saat ini, masyarakat dunia menyorot Indonesia akibat ganasnya virus flu burung.
Alasan itu pula, lanjut Erna, yang membuat pemerintah menggelar simulasi di Bali. Pulau Dewata dipilih karena merupakan tujuan wisata masyarakat dari berbagai dunia. Apalagi di Bali pernah terdapat korban positif AI, tahun 2007 lalu.
"Waktu di Bali ada korban, semua masyarakat dunia cemas. Karena itu kita ingin menunjukkan penanganan masalah flu burung kepada dunia dari Bali juga," ujar Erna.
Pelaksanaan simulasi akan berlangsung mulai Jumat 25 April esok hingga 27 April, dan akan dibuka Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Selain dipusatkan di Dusun Dangin Tukadaya, Jembrana, simulasi juga akan digelar di RSUP Sanglah dan Bandara Ngurah Rai, Denpasar. (Miftachul Chusna/Sindo/jri)
"Dari hasil penelitian virus H5N1 di Indonesia lebih ganas daripada H5N1 di negara lain. Karena hal itu, kita disorot masyarakat dunia," kata Deputi Simulasi Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza (SPEPI) Depkes Erna Trisnaningsih, saat dalam jumpa pers persiapan pelaksanaan Simulasi Flu Burung Internasional, di Kantor Pemkab Jembrana, Bali, Kamis (24/4/2008).
Erna menjelaskan, keganasan virus flu burung pernah merenggut nyawa 40 juta jiwa di Spanyol, tahun 1919 silam. Virus H5N1 juga pernah menyerang Hongkong dan menewaskan empat juta penduduk. Namun saat ini, masyarakat dunia menyorot Indonesia akibat ganasnya virus flu burung.
Alasan itu pula, lanjut Erna, yang membuat pemerintah menggelar simulasi di Bali. Pulau Dewata dipilih karena merupakan tujuan wisata masyarakat dari berbagai dunia. Apalagi di Bali pernah terdapat korban positif AI, tahun 2007 lalu.
"Waktu di Bali ada korban, semua masyarakat dunia cemas. Karena itu kita ingin menunjukkan penanganan masalah flu burung kepada dunia dari Bali juga," ujar Erna.
Pelaksanaan simulasi akan berlangsung mulai Jumat 25 April esok hingga 27 April, dan akan dibuka Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Selain dipusatkan di Dusun Dangin Tukadaya, Jembrana, simulasi juga akan digelar di RSUP Sanglah dan Bandara Ngurah Rai, Denpasar. (Miftachul Chusna/Sindo/jri)