Jasad Padre Pio, yang dianggap orang suci paling terkenal di Italia, dipertontonkan untuk umum Kamis (24/4) lalu, di sebuah desa kecil. Hal ini memulai perayaan memperingati 40 tahun kematiannya.
Ia adalah figur religius terkenal bagi jutaan orang seluruh dunia. Banyak umat Kristiani percaya ia memiliki luka permanen di kedua tangannya mirip dengan stigmata, atau luka dari penyaliban Yesus Kristus. Jenazahnya dipajang dalam peti kaca mengenakan pakaian tradisional berwarna hitam, dengan topeng silikon menutupi wajahnya.
Topeng dibuat sangat mirip dengan gambar Padre Pio yang penuh jenggot. Fotonya dipajang di beberapa negara. Baik di rumah serta pertokoan, restoran sampai dashboard taksi. Kardilan Jose Saraiva Martins, "menteri" santo Vatikan, menggelar upacara khusus Kamis pagi memperingati dibukanya jasad Padre Pio untuk umum.
Upacara digelar di luar Gereja Saint Maria. Ratusan ribu orang diperkirakan akan melihatnya, walau Padre Pio masih tetap menjadi figur kontroversial. Merespons atas skeptimisme terhadap dugaan stigmata, Paus Yohanes XXIII memerintahakan penyelidikan medis pada 1960 dan penggantinya Paulus VI menyangkal keragu-raguan tersebut empat tahun kemudian. (ton/afp)
Ia adalah figur religius terkenal bagi jutaan orang seluruh dunia. Banyak umat Kristiani percaya ia memiliki luka permanen di kedua tangannya mirip dengan stigmata, atau luka dari penyaliban Yesus Kristus. Jenazahnya dipajang dalam peti kaca mengenakan pakaian tradisional berwarna hitam, dengan topeng silikon menutupi wajahnya.
Topeng dibuat sangat mirip dengan gambar Padre Pio yang penuh jenggot. Fotonya dipajang di beberapa negara. Baik di rumah serta pertokoan, restoran sampai dashboard taksi. Kardilan Jose Saraiva Martins, "menteri" santo Vatikan, menggelar upacara khusus Kamis pagi memperingati dibukanya jasad Padre Pio untuk umum.
Upacara digelar di luar Gereja Saint Maria. Ratusan ribu orang diperkirakan akan melihatnya, walau Padre Pio masih tetap menjadi figur kontroversial. Merespons atas skeptimisme terhadap dugaan stigmata, Paus Yohanes XXIII memerintahakan penyelidikan medis pada 1960 dan penggantinya Paulus VI menyangkal keragu-raguan tersebut empat tahun kemudian. (ton/afp)