Istana Gebang |
Rumah keluarga presiden pertama, Soekarno, di Blitar, Jawa Timur, dijual. Bangunan ikon Kota Blitar tempat sang proklamator menghabiskan masa kecil itu ditawarkan ke pihak swasta dan pemerintah.
Kabar dijualnya rumah yang ditempati kakak Bung Karno, Bu Wardoyo, di Jalan Sultan Agung 56, itu dibenarkan Wali Kota Blitar Djarot Saiful. Menurut dia, pihak pemkot pernah menerima surat penawaran dari salah satu keluarga Bung Karno.
"Tahun lalu memang pernah ditawarkan ke kami (pemkot--red). Dan langsung kami tindak lanjuti," kata wali kota saat dihubungi kemarin.
Hanya, lanjut Djarot, ketika pemkot berniat membeli bangunan yang oleh masyarakat Blitar biasa disebut Istana Gebang itu, kerabat keluarga Bung Kano malah tidak menindaklanjuti.
Sumber dari keluarga Bu Wardoyo, rumah kuno yang berdiri di atas lahan seluas 1,4 hektare itu ditawarkan Rp 50 miliar. Meskipun harganya cukup tinggi, ada beberapa pihak yang sudah mengajukan penawaran.
"Sudah ada yang menawar dari swasta, tapi kami ingin pemerintah yang membeli agar dapat dilestarikan," jelas sumber itu.
Kendati sudah tidak ditempati pemiliknya (keluarga Wardoyo--Red), Istana Gebang masih terawat. Halamannya yang luas dan dipaving itu tampak terus dibersihkan. Begitu juga beberapa perabotan di dalam rumah tersebut, seperti meja kursi, tempat tidur Bung Karno, dan beberapa foto masih terlihat rapi.
Kondisi itu menunjukkan bahwa rumah yang ditempati ibunda Bung Karno sampai akhir hayatnya itu selalu dirawat. Maklum, sampai saat ini Istana Gebang masih sering dikunjungi beberapa tokoh nasional dan masyarakat umum. Terakhir, Ketua DPR Agung Laksono mengunjungi istana tersebut.
Istana Gebang tidak hanya terdiri atas rumah induk. Di sebelah kiri terdapat balai kesenian. Tapi, sekarang balai tersebut ditutup karena beberapa alat musik tradisional seperti gamelan sudah tidak ada lagi.
"Gamelan dan beberapa alat musik sudah dibawa cucu-cucu Bu Wardoyo di Jakarta," ujar seorang petugas kebersihan yang ditemui kemarin.
Wali Kota Blitar Djarot menegaskan, jika memang pihak keluarga Bung Karno benar-benar hendak menjual, Pemkot Blitar akan menjadi penawar pertama.
"Tetapi, kami tetap menunggu kesepakatan keluarga. Bagaimanapun, rumah tersebut masih ada sertifikat sahnya," urainya. (idp/ly)
Kabar dijualnya rumah yang ditempati kakak Bung Karno, Bu Wardoyo, di Jalan Sultan Agung 56, itu dibenarkan Wali Kota Blitar Djarot Saiful. Menurut dia, pihak pemkot pernah menerima surat penawaran dari salah satu keluarga Bung Karno.
"Tahun lalu memang pernah ditawarkan ke kami (pemkot--red). Dan langsung kami tindak lanjuti," kata wali kota saat dihubungi kemarin.
Hanya, lanjut Djarot, ketika pemkot berniat membeli bangunan yang oleh masyarakat Blitar biasa disebut Istana Gebang itu, kerabat keluarga Bung Kano malah tidak menindaklanjuti.
Sumber dari keluarga Bu Wardoyo, rumah kuno yang berdiri di atas lahan seluas 1,4 hektare itu ditawarkan Rp 50 miliar. Meskipun harganya cukup tinggi, ada beberapa pihak yang sudah mengajukan penawaran.
"Sudah ada yang menawar dari swasta, tapi kami ingin pemerintah yang membeli agar dapat dilestarikan," jelas sumber itu.
Kendati sudah tidak ditempati pemiliknya (keluarga Wardoyo--Red), Istana Gebang masih terawat. Halamannya yang luas dan dipaving itu tampak terus dibersihkan. Begitu juga beberapa perabotan di dalam rumah tersebut, seperti meja kursi, tempat tidur Bung Karno, dan beberapa foto masih terlihat rapi.
Kondisi itu menunjukkan bahwa rumah yang ditempati ibunda Bung Karno sampai akhir hayatnya itu selalu dirawat. Maklum, sampai saat ini Istana Gebang masih sering dikunjungi beberapa tokoh nasional dan masyarakat umum. Terakhir, Ketua DPR Agung Laksono mengunjungi istana tersebut.
Istana Gebang tidak hanya terdiri atas rumah induk. Di sebelah kiri terdapat balai kesenian. Tapi, sekarang balai tersebut ditutup karena beberapa alat musik tradisional seperti gamelan sudah tidak ada lagi.
"Gamelan dan beberapa alat musik sudah dibawa cucu-cucu Bu Wardoyo di Jakarta," ujar seorang petugas kebersihan yang ditemui kemarin.
Wali Kota Blitar Djarot menegaskan, jika memang pihak keluarga Bung Karno benar-benar hendak menjual, Pemkot Blitar akan menjadi penawar pertama.
"Tetapi, kami tetap menunggu kesepakatan keluarga. Bagaimanapun, rumah tersebut masih ada sertifikat sahnya," urainya. (idp/ly)