Senin, 22 Apr 2008
Matahari Meledak 5 Tahun Lagi Para ahli stronomi memperingatkan bahwa matahari telah menunjukkan gejala-gejala overheating dan diperkirakan akan meledak kurang dari enam tahun dari sekarang. Ledakan tersebut akan membuat bumi dan isinya terbakar hangus atau meleleh.
Dari foto satelit terlihat jilatan api di permukaan matahari telah memanjang sekitar 30 kali diameter bumi. Suhu juga meningkat tajam dari 27 juta derajat Fahrenheit sebelumnya menjadi 49 juta derajat beberapa tahun terakhir ini.
“Ini menunjukkan bahwa matahari siap meledak. Ledakannya kira-kira setara dengan bom nuklir yang efeknya trilyunan kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima,” kata ahli astonomi dari Belanda Dr. Piers Van der Meer, yang juga staf ahli European Space Agency.
Proses peningkatan suhu matahari, menurut Dr. Piers sama dengan yang terjadi pada Bintang Kepler yang kemudian meledak di tahun 1604. Jika peningkatan suhu berlangsung terus menerus, “matahari akan meledak dalam kurun waktu kurang dari enam tahun,” tambahnya.
Menurut pengamatannya, dari gambar satelit yang diambil oleh alat khusus Soho (Solar and Heliospheric Observatory), matahari menunjukkan perubahan yang signifikan selama 11 tahun terakhir.
Dr. Piers mengatakan bahwa gejala pemanasan global yang terjadi di bumi akhir-akhir ini, seperti kemarau panjang dan melelehnya es di Antartika, sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh memanasnya suhu matahari daripada polusi akibat aktivitas manusia. *sumber
Matahari Meledak 5 Tahun Lagi Para ahli stronomi memperingatkan bahwa matahari telah menunjukkan gejala-gejala overheating dan diperkirakan akan meledak kurang dari enam tahun dari sekarang. Ledakan tersebut akan membuat bumi dan isinya terbakar hangus atau meleleh.
Dari foto satelit terlihat jilatan api di permukaan matahari telah memanjang sekitar 30 kali diameter bumi. Suhu juga meningkat tajam dari 27 juta derajat Fahrenheit sebelumnya menjadi 49 juta derajat beberapa tahun terakhir ini.
“Ini menunjukkan bahwa matahari siap meledak. Ledakannya kira-kira setara dengan bom nuklir yang efeknya trilyunan kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima,” kata ahli astonomi dari Belanda Dr. Piers Van der Meer, yang juga staf ahli European Space Agency.
Proses peningkatan suhu matahari, menurut Dr. Piers sama dengan yang terjadi pada Bintang Kepler yang kemudian meledak di tahun 1604. Jika peningkatan suhu berlangsung terus menerus, “matahari akan meledak dalam kurun waktu kurang dari enam tahun,” tambahnya.
Menurut pengamatannya, dari gambar satelit yang diambil oleh alat khusus Soho (Solar and Heliospheric Observatory), matahari menunjukkan perubahan yang signifikan selama 11 tahun terakhir.
Dr. Piers mengatakan bahwa gejala pemanasan global yang terjadi di bumi akhir-akhir ini, seperti kemarau panjang dan melelehnya es di Antartika, sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh memanasnya suhu matahari daripada polusi akibat aktivitas manusia. *sumber