bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Film Untuk 70 Tahun ke Atas !


Korea Selatan hari-hari terakhir ini sedang dihebohkan oleh sebuah film drama berjudul Too Young To Die. Apa yang istimewa dari film ini? Sebenarnya tidak ada yang luar biasa dari sisi sinematografi maupun penceritaan, tapi yang membuat orang-orang heboh adalah ditampilkannya adegan seks antara dua orang manula yang sudah berumur 70 tahun lebih!

Film garapan sutradara Park Jin-pyo ini pernah ditampilkan di Festival Film Cannes lalu dan memperoleh sambutan positif. Film ini juga melanglang buana ke Festival Film Jerusalem hingga Toronto. Nah, ketika tiba giliran diputar di dalam negeri, barulah film ini mengundang kontroversi hebat.

Too Young To Die terinspirasi oleh kisah nyata pertemuan antara duda Park Chi-gyu (72) dan janda Lee Sun-ye (71) di sebuah panti jompo. Rupanya dua orang manula yang sudah lama ditinggal mati pasangannya masing-masing ini saling jatuh hati.

Cinta akhirnya membawa mereka ke jenjang pernikahan. Si suami kemudian mengajari istrinya menulis, sementara sang istri mengajari suaminya menyanyi. Mereka berdua juga menemukan kembali gairah seks yang telah lama padam.

"Kisah mereka menyadarkan saya bahwa para manula bisa menemukan cinta yang nggak berbeda dengan anak-anak muda," kata sutradara Park.

"Saya ingin menampilkan kebersamaan mereka seperti sebuah puisi dalam film saya," tambah Park.

Tapi di sinilah Park kebablasan. Dengan lugas ia menampilkan adegan seks vulgar selama 7 menit yang dibawakan oleh dua aktor manula. Dalam adegan ini juga diperlihatkan seks oral dan kamera jelas-jelas menyorot organ vital aktor lelaki. Mudah ditebak, Lembaga Rating Korea (Korea Media Rating Board - KMRB) kontan tidak bisa menerima adegan ini dan meminta Park untuk menghilangkannya.

Sutradara ini rupanya bandel. Bersama produsernya, Park tetap ngotot nggak mau menghilangkan ataupun menyamarkan adegan tersebut. Adegan itu dianggap merupakan bagian integral dari keseluruhan kisah.

"Ini adalah wujud cinta yang paling indah di muka bumi," kata Park.

Kengototan Park rupanya didukung oleh review positif yang ditampilkan media setempat plus reaksi para penonton yang rata-rata nggak komplain. Para penonton muda bahkan menganggap film ini telah membuka mata mereka terhadap sisi manusiawi orang-orang jompo. Para penonton tua pun mengaku mereka mulai memikirkan ulang tentang segala tabu yang ada di masyarakat Korea.

"Bagi para manula, bercinta adalah bukti bahwa mereka masih hidup!" tegas Park mempertahankan pendapatnya.

"Lagian, apakah penonton akan menganggap film saya otentik kalau nggak ada adegan bercinta, seks oral atau gambar alat vital laki-laki?" Park balik bertanya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris