Adalah professor Tarek Heggy (57), kelahiran Port Said, Mesir, menulis artikel yang sangat dalam, impartial dan menarik tentang akar terorisme. Tulisan itu berjudul: The Seven Pillars of Terrorism yang dimuat di situs: www. arabworlsbook.com
Beliau adalah seorang penulis masalah politik, sosial dan ekonomi yang handal. Seorang ahli strategi perminyakan, ia pernah bekerja pada Shell International Petroleum Company. Menjabat sebagai Pengacara Minyak dan Gas Bumi (1979–1985) dan sebagai Wakil Komisaris Shell Egypt (1985-1988). Beliau juga menjabat dosen pada berbagai Universitas di Timur Tengah, Universitas-universitas di Eropa dan Amerika Serikat dan anggota Dewan Direktur 30 Community Service Societies terkemuka di Mesir.
Yang berminat mengenal tokoh ini lebih jauh dalam masuk ke dalam situs: http://www.arabworldbooks.com/Articles/heggy/terrorism.htm
Menurut Tarek Heggy akar terorisme jangan dicari pada ranah keagamaan semata-mata di mana akhir-akhir ini hal tersebut secara tidak seimbang dan kurang adil banyak ditujukan kepada komunitas beragama Islam, terutama pada kelompok para usia mudanya yang beringas. Selain itu masalah terorism hendaknya tidak dipandang dari perspektif keamanan semata-mata. Bila demikian maka tindakan represif dari para penegak keamanan terhadap terorisme dapat menjadi kontraproduktif.
Ketujuh pilar utama (bukan hanya itu saja) dari terorisme menurut Tarek Heggy ialah:
1. Ketakutan yang kuat dasarnya bahwa prospek bagi kaum muda muslim untuk mengupayakan hidup yang layak telah menjadi luar biasa terbatasnya, baik bagi mereka yang terdidik apalagi bagi yang tidak terdidik; ketidakmampuan untuk memperoleh lowongan kerja yang mampu menyediakan standard kehidupan yang cukup layak.
2. Kesenjangan yang luar biasa lebarnya antara si kaya dan si miskin.
3. Kebimbangan yang meliputi soal bagaimana kaum kaya memperoleh hartanya, penguasa memperoleh kekuasaannya, atau kaum selebriti memperoleh ketenaran mereka, tidak selalu menjadi kasus pemicu. Misalnya, publik tahu bahwa Mohammed Talaat Harb (bankir dan konglomerat kelompok perusahaan Banque Misr) sangat kaya, namun mereka tidak pernah berpikir bahwa ia menumpuk kekayaannya lewat cara-cara yang meragukan (baca: tidak halal).
4. Lenyapnya rasa keadilan (fairness) dari hampir semua bidang kesempatan kerja. Juga terjadi bahkan dalam bidang kegiatan komersial, di mana sistem kronisme (perkoncoan) lebih menentukan dibandingkan dengan sistem prestasi (merit) dan mereka yang mempunyai dukungan (backing) kekuatan otot-otot politik [ hal yang tidak mungkin bagi mayoritas orang biasa] telah terbukti menjamin keberhasilan dan kemajuan.
5. Tiadanya pribadi-pribadi dengan kualitas-kualitas kepemimpinan yang unggul dalam kebanyakan lembaga kemasyarakatan.
6. Relasi yang akrab antara para plutokrat, pejabat eksekutif pemerintahan dengan pers media.
7. Kabar burung tentang korupsi di kalangan papan atas, meskipun tanpa bukti konkrit, yang membuat rakyat cenderung untuk mempercayainya.
Kesimpulan:
Suatu studi tentang ketujuh pilar atas dasar mana timbul kekerasan, penolakan, sikap permusuhan dan terorisme merupakan perkara politik, kebudayaan dan strategis. Mengutarakannya sebagai perkara eksklusif keamanan akan menimbulkan ketidakadilan yang besar terhadap masyarakat dan bagi semua pihak yang terlibat, termasuk lembaga-lembaga kemanan itu sendiri. Metode-metode polisionil tidak memadai bagi fenomena yang memiliki banyak dimensi seperti politis, ekonomis, social dan kebudayaan, demikian pandangan Tarek Heggy. JS. Oleh : Juswan Setyawan
■ Sumber kajian: http://www.arabworldbooks.com/Articles/heggy/terrorism.htm
Beliau adalah seorang penulis masalah politik, sosial dan ekonomi yang handal. Seorang ahli strategi perminyakan, ia pernah bekerja pada Shell International Petroleum Company. Menjabat sebagai Pengacara Minyak dan Gas Bumi (1979–1985) dan sebagai Wakil Komisaris Shell Egypt (1985-1988). Beliau juga menjabat dosen pada berbagai Universitas di Timur Tengah, Universitas-universitas di Eropa dan Amerika Serikat dan anggota Dewan Direktur 30 Community Service Societies terkemuka di Mesir.
Yang berminat mengenal tokoh ini lebih jauh dalam masuk ke dalam situs: http://www.arabworldbooks.com/Articles/heggy/terrorism.htm
Menurut Tarek Heggy akar terorisme jangan dicari pada ranah keagamaan semata-mata di mana akhir-akhir ini hal tersebut secara tidak seimbang dan kurang adil banyak ditujukan kepada komunitas beragama Islam, terutama pada kelompok para usia mudanya yang beringas. Selain itu masalah terorism hendaknya tidak dipandang dari perspektif keamanan semata-mata. Bila demikian maka tindakan represif dari para penegak keamanan terhadap terorisme dapat menjadi kontraproduktif.
Ketujuh pilar utama (bukan hanya itu saja) dari terorisme menurut Tarek Heggy ialah:
1. Ketakutan yang kuat dasarnya bahwa prospek bagi kaum muda muslim untuk mengupayakan hidup yang layak telah menjadi luar biasa terbatasnya, baik bagi mereka yang terdidik apalagi bagi yang tidak terdidik; ketidakmampuan untuk memperoleh lowongan kerja yang mampu menyediakan standard kehidupan yang cukup layak.
2. Kesenjangan yang luar biasa lebarnya antara si kaya dan si miskin.
3. Kebimbangan yang meliputi soal bagaimana kaum kaya memperoleh hartanya, penguasa memperoleh kekuasaannya, atau kaum selebriti memperoleh ketenaran mereka, tidak selalu menjadi kasus pemicu. Misalnya, publik tahu bahwa Mohammed Talaat Harb (bankir dan konglomerat kelompok perusahaan Banque Misr) sangat kaya, namun mereka tidak pernah berpikir bahwa ia menumpuk kekayaannya lewat cara-cara yang meragukan (baca: tidak halal).
4. Lenyapnya rasa keadilan (fairness) dari hampir semua bidang kesempatan kerja. Juga terjadi bahkan dalam bidang kegiatan komersial, di mana sistem kronisme (perkoncoan) lebih menentukan dibandingkan dengan sistem prestasi (merit) dan mereka yang mempunyai dukungan (backing) kekuatan otot-otot politik [ hal yang tidak mungkin bagi mayoritas orang biasa] telah terbukti menjamin keberhasilan dan kemajuan.
5. Tiadanya pribadi-pribadi dengan kualitas-kualitas kepemimpinan yang unggul dalam kebanyakan lembaga kemasyarakatan.
6. Relasi yang akrab antara para plutokrat, pejabat eksekutif pemerintahan dengan pers media.
7. Kabar burung tentang korupsi di kalangan papan atas, meskipun tanpa bukti konkrit, yang membuat rakyat cenderung untuk mempercayainya.
Kesimpulan:
Suatu studi tentang ketujuh pilar atas dasar mana timbul kekerasan, penolakan, sikap permusuhan dan terorisme merupakan perkara politik, kebudayaan dan strategis. Mengutarakannya sebagai perkara eksklusif keamanan akan menimbulkan ketidakadilan yang besar terhadap masyarakat dan bagi semua pihak yang terlibat, termasuk lembaga-lembaga kemanan itu sendiri. Metode-metode polisionil tidak memadai bagi fenomena yang memiliki banyak dimensi seperti politis, ekonomis, social dan kebudayaan, demikian pandangan Tarek Heggy. JS. Oleh : Juswan Setyawan
■ Sumber kajian: http://www.arabworldbooks.com/Articles/heggy/terrorism.htm