bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Antara Retnowati dan Soeharto

Beberapa malam yang lalu saya menonton Peter Gontha di Q TV sedang mewawancarai seorang wanita yang saya dengar dipanggil Retnowati. Wanita itu sangat bersemangat bercerita tentang pak Harto. Rupanya siaran ulangan dan itu sehubungan dengan mengenang pak Harto. Sebelumnya telah pernah disiarkan pada 25 Agustus 2007.

Isi wawancara yang dipandu oleh Peter Gontha tampaknya menarik karena ibu Retnowati juga sangat piawai menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Pak Harto. Kelihatannya dia sangat mengenal dekat pak Harto. Karena penasaran ingin tahu siapakah dia , saya tidak jadi pindah channel TV. Cuplikan wawancara dapat dilihat pada www.gontha.com/impact

Ternyata dia adalah Ibu Retnowati Abdulgani Knapp (puteri alm Bp. Roeslan Abdulgani) yang mengarang buku Soeharto - The Life and Legacy of Indonesia's Second President (Kehidupan dan Warisan Presiden Indonesia Kedua). Menonton wawancara itu membuat saya tertarik untuk membeli bukunya.

Keesokan harinya saya membeli buku tersebut. Buku aslinya dicetak dalam bahasa Inggris. Telah diluncurkan di Institute of South East Asian Studies, Singapore pada tanggal 12 April 2007 dicetak oleh penerbit Marshall Cavendish serta di Jakarta tanggal 25 April 2007. Buku yang saya beli adalah terjemahan Indonesianya (Rp 95,000) yang dicetak oleh Kata Hasta Pustaka (cetakan pertama Agustus 2007 dan cetakan kedua September 2007).

Ibu Retnowati menulis bahwa buku ini bukan sekedar merupakan gambaran pengalaman hidup seorang ternama semata-mata karena pak Harto telah memberikan restu dan akses untuk menuliskan bagian penting dari hidupnya, sebuah pengalaman hidup yang sangat memukau di mana banyak kalangan akan setuju, bahwa pengalaman hidup itu bahkan lebih hebat dari kehidupan itu sendiri. Pak Harto telah mempertaruhkan nama baiknya dengan memberi kepercayaan untuk menulis tentang kehidupannya yang luar biasa walaupun dalam kondisi kesehatannya yang terus menurun dan di tengah-tengah kontroversi masyarakat tentang pengadilan dirinya.

Dituliskan lebih lanjut bahwa peluncuran buku di Jakarta mengakibatkan timbulnya pelbagai komentar, positif maupun negatif. Semua ini sangat baik karena mengajarkan pada kita agar lebih terbuka dalam membahas sejarah bangsa, masa kepresidenan Pak Harto adalah bagian penting dari sejarah ini.

Di sisi lain, pengalaman ini juga menimbulkan kekhawatirannya terhadap generasi muda Indonesia. Mereka masih harus banyak belajar untuk membaca buku secara menyeluruh dan seharusnya mampu menangkap apa yang tersirat dalam tulisan disertai sikap terbuka, dada lapang dan hati besar.

Beberapa cendekiawan, wartawan dan politisi, di dalam karya mereka, hanya melihat perbedaan antara mantan presiden Soekarno dan mantan presiden Soeharto dan mengabaikan hal yang sama-sama mereka yakini. Generasi-generasi yang akan datang dapat belajar dari pengalaman hidup kedua orang ini dengan mencari dan belajar dari keberhasilan dan kesalahan mereka. Akan menjadi suatu keberhasilan apabila generasi Indonesia di masa mendatang dapat mempelajari jalan yang sudah ditempuh bangsa Indonesia, sebagai sebuah bangsa sampai sejah ini dan menghindari dari kesalahan yang sama di masa mendatang.

Presiden Soekarno dan Bung Hatta telah memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dengan sebuah semangat misionaris untuk meraih mimpi tentang sebuah dunia yang lebih baik di mana ada keadilan dan kesejahteraan. Akan tetapi, kenyataan telah memperlihatkan bahwa semua cita-cita ini tidak mudah dicapai, bahkan ketika kemerdekaan sudah ada di tangan kita. Kerja keras dan pengorbanan adalah harga yang harus dibayar karena kemerdekaan bukanlah sesuatu yang murah harganya.

Presiden Soekarno bukannya tidak memiliki kesalahan, tetapi Indonesia, mungkin tidak akan ada sampai sekarang tanpa perjuangannya dalam memproklamirkan kemerdekaan negeri ini di tahun 1945. "Sebuah negeri yang menghargai pemimpin-pemimpinnya adalah adalah negeri yang dapat maju", adalah salah satu keyakinan Presiden Soekarno.

Presiden Soeharto mungkin bukan sosok manusia yang sempurna, tetapi Indonesia yang berdiri di abad ke 21 adalah negara yang tidak dapat lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat internasional. Beliau tidak saja telah meneruskan mimpi itu, tetapi ia juga telah memberikan sumbangan sehingga membuat sebagian dari mimpi menjadi kenyataan.

Jumat, 01-02-2008 11:36:27 oleh: Meidy
Kanal: Gaya Hidup



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris