Sehari setelah meninggal, Rabu, 5 Agustus 2009 malam, Mbah Surip muncul di kontrakan yang telah dihuninya sejak enam tahun silam. Aroma khas Mbah Surip kuat tercium dan membuat anak pemilik kontrakan lari ketakutan.
Mbah Surip mengontrak di kontrakan milik Nyiman (60) yang terletak di Jalan SMA 4, No 79, Cipayung, Jakarta Timur. Nyiman menjadi saksi 'kunjungan' Mbah Surip ke kontrakan tersebut.
"Setelah Mbah Surip tidak ada, masih terasa Mbah Surip ada. Bau rambutnya Mbah Surip enak. Nah, Rabu malam itu bau rambutnya tercium di dalam rumah saya," kisah Nyiman yang ditemui di rumahnya.
Selain Nyiman, anaknya juga ikut mencium aroma rambut khas penyanyi bergaya Bob Marley itu.
"Pak, kok bau rambut Mbah Surip ya," ujar Nyiman menirukan ucapan anaknya.
"Mbah Surip ada duduk di sini. Kalau kamu takut dan mau keluar, keluar saja," ucap Nyiman menirukan perkataannya kepada anaknya, malam itu.
Namanya anak-anak, dibilang seperti itu bukannya menjadi berani, malah ketakutan. Anak Nyiman kabur keluar rumah. "Anak saya lari keluar rumah karena takut," imbuhnya.
Setelah anaknya lari keluar rumah, Nyiman dengan santai mengobrol dengan sesuatu yang tidak tampak mata.
"Saya bilang, 'Mbah maafkan saya. Saya enggak sempat datang melayat. Tapi saya tetap mendoakan dari sini. Ini kopi saya kasih, sama air putih. Diminum ya Mbah'," kata Nyiman menuturkan ucapannya kepada sesuatu yang diyakini sebagai almarhum Mbah Surip.
Nyiman tampak tidak bercanda. Lelaki tua renta itu malah menunjukkan kopi yang malam tadi disuguhkannya untuk sesuatu yang diyakini merupakan Mbah Surip.
"Sekarang masih ada tuh di dalam kopinya," selorohnya santai.
Mbah Surip mengontrak di kontrakan milik Nyiman (60) yang terletak di Jalan SMA 4, No 79, Cipayung, Jakarta Timur. Nyiman menjadi saksi 'kunjungan' Mbah Surip ke kontrakan tersebut.
"Setelah Mbah Surip tidak ada, masih terasa Mbah Surip ada. Bau rambutnya Mbah Surip enak. Nah, Rabu malam itu bau rambutnya tercium di dalam rumah saya," kisah Nyiman yang ditemui di rumahnya.
Selain Nyiman, anaknya juga ikut mencium aroma rambut khas penyanyi bergaya Bob Marley itu.
"Pak, kok bau rambut Mbah Surip ya," ujar Nyiman menirukan ucapan anaknya.
"Mbah Surip ada duduk di sini. Kalau kamu takut dan mau keluar, keluar saja," ucap Nyiman menirukan perkataannya kepada anaknya, malam itu.
Namanya anak-anak, dibilang seperti itu bukannya menjadi berani, malah ketakutan. Anak Nyiman kabur keluar rumah. "Anak saya lari keluar rumah karena takut," imbuhnya.
Setelah anaknya lari keluar rumah, Nyiman dengan santai mengobrol dengan sesuatu yang tidak tampak mata.
"Saya bilang, 'Mbah maafkan saya. Saya enggak sempat datang melayat. Tapi saya tetap mendoakan dari sini. Ini kopi saya kasih, sama air putih. Diminum ya Mbah'," kata Nyiman menuturkan ucapannya kepada sesuatu yang diyakini sebagai almarhum Mbah Surip.
Nyiman tampak tidak bercanda. Lelaki tua renta itu malah menunjukkan kopi yang malam tadi disuguhkannya untuk sesuatu yang diyakini merupakan Mbah Surip.
"Sekarang masih ada tuh di dalam kopinya," selorohnya santai.