Penculikan di Mal Marak Kembali. Kasus penculikan di mal ternyata kembali marak. Korban terbaru adalah bocah berusia sembilan bulan di Plaza Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.
Adelicha Poetry Permata Sari yang akrab dipanggil Icha diculik dua wanita tidak dikenal di Plaza Pondok Gede, Bekasi.
Orangtua korban, Eva mengatakan, peristiwa penculikan terjadi Jumat 26 Juni 2009 silam. Saat itu, Eva beserta ibu dan adiknya sengajak pergi ke Plaza Pondok Gede dengan membawa Icha, untuk belanja kebutuhan pokok.
"Usai makan ibu saya muLai merasakan kejanggalan karena merasa diikuti orang tidak dikenal," ujarnya, Selasa 2 Juli 2009.
Saat membeli roti di Breadtalk, Eva melihat ibu dan adiknya yang sedang menunggu keranjang belanjaan, melihat ada dua wanita menghampiri Icha dan adiknya.
Tak lama kedua wanita setengah baya itu mengendong Icha dan membawanya pergi.
"Anehnya, meski sadar Icha dibawa pergi, tapi ibu dan adik saya diam saja," ujarnya lagi.
Sebelumnya penculikan di mal juga pernah menimpa dua siswi kelas enam SDN Percontohan 08 Tamansari, Jakarta Barat. Keduanya diculik seorang wanita yang mengaku pencari bakat.
Kedua siswi SD tersebut, Nanda Delia dan Shelgy Nursyahbani atau Egi, diculik seorang wanita berpakaian seperti guru, berambut pendek, dan berperawakan kurus, Senin, 24 November di Kalibata Mal.
Nanda Delia dan Shelgy akhirnya dilepaskan setelah seluruh perhiasan mereka dipreteli. Mereka sempat diajak jalan naik kereta api dan bus.
Lalu pada 2 Desember 2007, seorang santri dari Pondok Pesantren Darul Hikmah, Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Pamungkas (14), diduga diculik orang tak dikenal. Saat kejadian, warga asal Bekasi Jawa Barat tengah bermain di Mall Malioboro, Yogyakarta.
Lalu pada 20 April 2008, Surini, 30 diculik saat berada di Mega Mal Pluit. Penculiknya adalah Franky Salim atau Lin Xiao Hua, berasal dari Fujian, China yang merupakan jaringan internasional.
Kasus penculikan di Mal juga menimpa mahasiswi semester empat Universitas Bina Nusantara. Sinta, 20, sebut saja demikian diculik tiga perampok lalu diperkosa saat berada di Mal Ciputra atau Citraland.
Hati-hati, Penculik Bisa Jadi Orang Dekat!
Kasus penculikan anak makin marak. Hal itu membuat orangtua semakin resah. Pelakunya seringkali bukan orang asing, tapi justru orang yang dekat dengan keluarga dan telah dipercaya.
Hal ini tentu saja membuat banyak orangtua khawatir membiarkan buah hatinya tanpa pengawasan. Baik ke sekolah maupun saat hendak bermain. Tapi hal itu justru membuat orag tua terlalu protektif pada anaknya. Bisa-bisa si anak merasa terkekang.
Kekhawatiran orang tua akan keselamatan anaknya adalah hal wajar. Tapi untuk mencegah terjadinya penculikan, orangtua bisa melakukan tindakan antisipatif.
Ada beberapa hal yang harus Anda tekankan terhadap anak-anak. Berikut kiat untuk menghindari penculikan terhadap anak:
• Ingatkan anak Anda agar jangan meladeni ajakan orang tidak dikenal meskipun ada iming-iming yang menarik.
• Anak balita sebaiknya selalu ditemani selama perjalanan berangkat atau pulang sekolah.
• Ketika bermain di luar rumah pun, anak balita sebaiknya juga didampingi oleh orang yang kita percaya.
• Waspada terhadap orang-orang yang pernah bekerja di rumah, seperti pembantu, supir, mantan pembantu, atau mantan supir.
• Orang tua sebaiknya mengetahui latar belakang mereka karena bisa jadi orang-orang itu menjadi kaki tangan penculik, secara sadar atau tidak sadar.
• Jangan memberi kesempatan kepada orang asing untuk sering datang ke rumah, seperti pacar pembantu, misalnya, karena kesempatan ini mungkin digunakan untuk melakukan kejahatan.
• Anak sebaiknya tidak perlu mengenakan perhiasan atau membawa barang mahal karena bisa memicu penculikan.
• Jalin komunikasi yang baik dengan anak. Meskipun masih balita, anak sudah bisa bercerita tentang hal-hal yang dia alami.
• Begitu pula dengan pihak sekolah. Di sekolah, orangtua harus tahu persis jam belajar sekolah dan dengan siapa anak berangkat dan pulang sekolah.
• Sekolah juga perlu memastikan anak dijemput orang yang memang ditugasi orangtua.
• Bila menggunakan jasa angkutan antar-jemput sekolah, orangtua harus tahu pasti siapa pengemudi kendaraan tersebut.
• Orangtua harus bertanya jika ada orang lain (selain pengemudi tetap) yang mengemudikan kendaraan itu. Agar lebih aman, orangtua bisa menggunakan antar-jemput yang disiapkan sekolah.
• Pihak sekolah harus bersikap tegas dan bertanggung jawab terhadap anak didiknya selama berada di sekolah.
• Termasuk memerhatikan orang yang biasa mengantar jemput anak-anak. Jika ada penjemput yang baru, sebaiknya pihak sekolah atau guru terlebih dulu mengontak orangtua anak yang bersangkutan.
• Untuk anak yang menggunakan kendaraan umum, orangtua harus mengajarkan anak untuk pergi dan pulang sekolah secara berkelompok. Dengan demikian, ketika ada salah satu anak yang hilang bisa terdeteksi secara dini. Jika ada seseorang yang memaksa anak untuk ikut, anak harus mencari tempat persinggahan yang aman seperti rumah penduduk.
• Orang tua harus berani melaporkan kepada polisi jika ada penculikan meskipun ada ancaman. Namun, sebaiknya laporan itu dilakukan secara diam-diam.
• Publikasi berlebihan terhadap kasus penculikan yang pelakunya belum tertangkap justru bisa mencelakakan korban.
• Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka ikut mengamati dan mengawasi lingkungan. Masyarakat sebaiknya bersedia menjadi tempat singgah bagi anak-anak yang merasa terancam diikuti orang.
Disadur dari situs Humas Polda Metro Jaya. [ sumber http://id.news.yahoo.com/viva/20090702/tid-awas-penculikan-di-mal-marak-kembali-bfaaf2f.html ]
Adelicha Poetry Permata Sari yang akrab dipanggil Icha diculik dua wanita tidak dikenal di Plaza Pondok Gede, Bekasi.
Orangtua korban, Eva mengatakan, peristiwa penculikan terjadi Jumat 26 Juni 2009 silam. Saat itu, Eva beserta ibu dan adiknya sengajak pergi ke Plaza Pondok Gede dengan membawa Icha, untuk belanja kebutuhan pokok.
"Usai makan ibu saya muLai merasakan kejanggalan karena merasa diikuti orang tidak dikenal," ujarnya, Selasa 2 Juli 2009.
Saat membeli roti di Breadtalk, Eva melihat ibu dan adiknya yang sedang menunggu keranjang belanjaan, melihat ada dua wanita menghampiri Icha dan adiknya.
Tak lama kedua wanita setengah baya itu mengendong Icha dan membawanya pergi.
"Anehnya, meski sadar Icha dibawa pergi, tapi ibu dan adik saya diam saja," ujarnya lagi.
Sebelumnya penculikan di mal juga pernah menimpa dua siswi kelas enam SDN Percontohan 08 Tamansari, Jakarta Barat. Keduanya diculik seorang wanita yang mengaku pencari bakat.
Kedua siswi SD tersebut, Nanda Delia dan Shelgy Nursyahbani atau Egi, diculik seorang wanita berpakaian seperti guru, berambut pendek, dan berperawakan kurus, Senin, 24 November di Kalibata Mal.
Nanda Delia dan Shelgy akhirnya dilepaskan setelah seluruh perhiasan mereka dipreteli. Mereka sempat diajak jalan naik kereta api dan bus.
Lalu pada 2 Desember 2007, seorang santri dari Pondok Pesantren Darul Hikmah, Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Pamungkas (14), diduga diculik orang tak dikenal. Saat kejadian, warga asal Bekasi Jawa Barat tengah bermain di Mall Malioboro, Yogyakarta.
Lalu pada 20 April 2008, Surini, 30 diculik saat berada di Mega Mal Pluit. Penculiknya adalah Franky Salim atau Lin Xiao Hua, berasal dari Fujian, China yang merupakan jaringan internasional.
Kasus penculikan di Mal juga menimpa mahasiswi semester empat Universitas Bina Nusantara. Sinta, 20, sebut saja demikian diculik tiga perampok lalu diperkosa saat berada di Mal Ciputra atau Citraland.
Hati-hati, Penculik Bisa Jadi Orang Dekat!
Kasus penculikan anak makin marak. Hal itu membuat orangtua semakin resah. Pelakunya seringkali bukan orang asing, tapi justru orang yang dekat dengan keluarga dan telah dipercaya.
Hal ini tentu saja membuat banyak orangtua khawatir membiarkan buah hatinya tanpa pengawasan. Baik ke sekolah maupun saat hendak bermain. Tapi hal itu justru membuat orag tua terlalu protektif pada anaknya. Bisa-bisa si anak merasa terkekang.
Kekhawatiran orang tua akan keselamatan anaknya adalah hal wajar. Tapi untuk mencegah terjadinya penculikan, orangtua bisa melakukan tindakan antisipatif.
Ada beberapa hal yang harus Anda tekankan terhadap anak-anak. Berikut kiat untuk menghindari penculikan terhadap anak:
• Ingatkan anak Anda agar jangan meladeni ajakan orang tidak dikenal meskipun ada iming-iming yang menarik.
• Anak balita sebaiknya selalu ditemani selama perjalanan berangkat atau pulang sekolah.
• Ketika bermain di luar rumah pun, anak balita sebaiknya juga didampingi oleh orang yang kita percaya.
• Waspada terhadap orang-orang yang pernah bekerja di rumah, seperti pembantu, supir, mantan pembantu, atau mantan supir.
• Orang tua sebaiknya mengetahui latar belakang mereka karena bisa jadi orang-orang itu menjadi kaki tangan penculik, secara sadar atau tidak sadar.
• Jangan memberi kesempatan kepada orang asing untuk sering datang ke rumah, seperti pacar pembantu, misalnya, karena kesempatan ini mungkin digunakan untuk melakukan kejahatan.
• Anak sebaiknya tidak perlu mengenakan perhiasan atau membawa barang mahal karena bisa memicu penculikan.
• Jalin komunikasi yang baik dengan anak. Meskipun masih balita, anak sudah bisa bercerita tentang hal-hal yang dia alami.
• Begitu pula dengan pihak sekolah. Di sekolah, orangtua harus tahu persis jam belajar sekolah dan dengan siapa anak berangkat dan pulang sekolah.
• Sekolah juga perlu memastikan anak dijemput orang yang memang ditugasi orangtua.
• Bila menggunakan jasa angkutan antar-jemput sekolah, orangtua harus tahu pasti siapa pengemudi kendaraan tersebut.
• Orangtua harus bertanya jika ada orang lain (selain pengemudi tetap) yang mengemudikan kendaraan itu. Agar lebih aman, orangtua bisa menggunakan antar-jemput yang disiapkan sekolah.
• Pihak sekolah harus bersikap tegas dan bertanggung jawab terhadap anak didiknya selama berada di sekolah.
• Termasuk memerhatikan orang yang biasa mengantar jemput anak-anak. Jika ada penjemput yang baru, sebaiknya pihak sekolah atau guru terlebih dulu mengontak orangtua anak yang bersangkutan.
• Untuk anak yang menggunakan kendaraan umum, orangtua harus mengajarkan anak untuk pergi dan pulang sekolah secara berkelompok. Dengan demikian, ketika ada salah satu anak yang hilang bisa terdeteksi secara dini. Jika ada seseorang yang memaksa anak untuk ikut, anak harus mencari tempat persinggahan yang aman seperti rumah penduduk.
• Orang tua harus berani melaporkan kepada polisi jika ada penculikan meskipun ada ancaman. Namun, sebaiknya laporan itu dilakukan secara diam-diam.
• Publikasi berlebihan terhadap kasus penculikan yang pelakunya belum tertangkap justru bisa mencelakakan korban.
• Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka ikut mengamati dan mengawasi lingkungan. Masyarakat sebaiknya bersedia menjadi tempat singgah bagi anak-anak yang merasa terancam diikuti orang.
Disadur dari situs Humas Polda Metro Jaya. [ sumber http://id.news.yahoo.com/viva/20090702/tid-awas-penculikan-di-mal-marak-kembali-bfaaf2f.html ]