Setelah video kekerasan pelajar marak beredar, warga Palu, Sulawesi Tengah, kembali dihebohkan dengan beredarnya video penari telanjang yang direkam menggunakan kamera handpone.
Video berdurasi 1,4 menit ini diperankan oleh perempuan muda yang umurnya diperkirakan masih belasan tahun. Dalam video itu, terlihat jelas seorang perempuan menari dengan hanya mengenakan pakaian dalam sebuah hajatan warga.
Lokasi dan waktu kapan adegan itu dilakukan juga belum dapat diketahui secara pasti. Aksi yang dilakukan di tempat terbuka itu disaksikan warga berbagai kalangan dan usia. Dengan iringan musik disco dangdut, aksi sang penari semakin menjadi-jadi.
Ia malah nekad melepas pakaian dalamnya sehingga tak sehelai pun kain menutupi badannya. Aksi ini spontan membuat suasana semakin riuh. Anehnya, aksi yang sudah melampaui batas kesusilaan ini terkesan dibiarkan dan tak seorang pun berusaha menghentikannya.
Video striptease yang dalam Bahasa Bugis dikenal dengan "candoleng-doleng" ini mengundang reaksi beragam dari masyarakat. Asdar (27), warga Jalan Rajawali, di Palu, Selasa, yang sempat menonton video telanjang ini mengaku prihatin atas tayangan tersebut.
Dia mengatakan, pihak berwenang perlu segera bertindak menyelidiki dan mengungkap siapa sang penari telanjang serta pelaku yang merekam video itu karena dinilai menurunkan martabat wanita.
"Ini tidak bisa dibiarkan karena dapat merusak moral masyarakat," ujarnya.
Rizal, warga lainnya, juga sempat menyayangkan kenapa video tersebut bisa mudah diakses secara mudah oleh masyarakat. "Kemajuan teknologi terkadang bisa menjerumuskan masyarakat," ujarnya.
Sebelumnya, masyarakat Kota Palu juga sempat dihebohkan dengan beredarnya video kekerasan pelajar dari salah satu SMA Negeri terkemuka. Beberapa waktu sebelumnya, video kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi juga beredar di ibukota Sulawesi Tengah itu. Video yang menghebohkan itu sempat ditayangkan di beberapa stasiun televisi nasional.
Video berdurasi 1,4 menit ini diperankan oleh perempuan muda yang umurnya diperkirakan masih belasan tahun. Dalam video itu, terlihat jelas seorang perempuan menari dengan hanya mengenakan pakaian dalam sebuah hajatan warga.
Lokasi dan waktu kapan adegan itu dilakukan juga belum dapat diketahui secara pasti. Aksi yang dilakukan di tempat terbuka itu disaksikan warga berbagai kalangan dan usia. Dengan iringan musik disco dangdut, aksi sang penari semakin menjadi-jadi.
Ia malah nekad melepas pakaian dalamnya sehingga tak sehelai pun kain menutupi badannya. Aksi ini spontan membuat suasana semakin riuh. Anehnya, aksi yang sudah melampaui batas kesusilaan ini terkesan dibiarkan dan tak seorang pun berusaha menghentikannya.
Video striptease yang dalam Bahasa Bugis dikenal dengan "candoleng-doleng" ini mengundang reaksi beragam dari masyarakat. Asdar (27), warga Jalan Rajawali, di Palu, Selasa, yang sempat menonton video telanjang ini mengaku prihatin atas tayangan tersebut.
Dia mengatakan, pihak berwenang perlu segera bertindak menyelidiki dan mengungkap siapa sang penari telanjang serta pelaku yang merekam video itu karena dinilai menurunkan martabat wanita.
"Ini tidak bisa dibiarkan karena dapat merusak moral masyarakat," ujarnya.
Rizal, warga lainnya, juga sempat menyayangkan kenapa video tersebut bisa mudah diakses secara mudah oleh masyarakat. "Kemajuan teknologi terkadang bisa menjerumuskan masyarakat," ujarnya.
Sebelumnya, masyarakat Kota Palu juga sempat dihebohkan dengan beredarnya video kekerasan pelajar dari salah satu SMA Negeri terkemuka. Beberapa waktu sebelumnya, video kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi juga beredar di ibukota Sulawesi Tengah itu. Video yang menghebohkan itu sempat ditayangkan di beberapa stasiun televisi nasional.