Lusinan perusahaan sedang menyiapkan produksi netbook menggunakan chip ponsel. Netbook seperti ini diperkirakan booming dengan harga Rp 2 jutaan. Namun peminat di Indonesia masih harus bersabar.
Salah satu perusahaan yang sudah menunjukkan prototipenya adalah Pegatron yang merupakan anak usaha Asus Group, penghasil netbook terkenal. Sedangkan perusahaan China LimePC bahkan sudah mulai memasarkan produknya.
Netbook baru itu tidak menggunakan chip Intel atau AMD yang biasa digunakan. Tapi menggunakan ARM Cortex yang kompatibel dengan chip ARM yang digunakan di banyak smartphone. Produk itu mirip notebook kebanyakan, didukung layar 8,9 inic atau 10 inci, serta keyboard berukuran normal.
Pertanyaan sekarang adalah apakah netbook dari ponsel yang ditingkatkan kemampuannya, akan lebih menarik dibandingkan notebook yang dikurangi kemampuannya? Untuk saat ini, memang baru sedikit orang yang membutuhkan produk seperti itu.
Tapi penggunaan aplikasi secara online makin popular beberapa dekade terakhir daripada software desktop. Dua lusinan perusahaan juga melucurkan webpads selama 1998-2001 sehingga tidak perlu Microsoft Office lagi untuk mengerjakan pekerjaan kantor.
Menurut NPD, lembaga yang menelusuri penjualan retail, netbook berbasis Windows menguasai pasar hingga 90% pasar. Penjualan netbook Windows benar-benar take off saat Microsoft menurunkan harga sistem operasi Windows XP nya.
Netbook sebenarnya sudah cukup tua karena mulai diperkenalkan pada 1997. Kini faktor harga bisa membuat netbok berbasis processor ARM yang biasa digunakan pada ponsel menjadi sukses. “Apalagi harga dibandingkan performa menunjukkan sangat menguntungkan,” kata Charles Doiley analis NPD.
Perusahan China Tinsghua Tongfang Co sudah mulai mengenalkan netbook dengan processor ponsel Freescale pada CES bulan lalu. Perusahaan ini menawarkan netbook yang disebut LimeBook. Selain itu juga menawarkan desktop LimePC yang mengkombinasikan chipset Freescale dan Linux yang disebut LimeOS.
Produk itu tersedia di pasar China tapi juga akan dipasarkan ke AS, Eropa serta negara lain. LimePC dijual dengan partner tapi juga diperbolehkan menjual dengan merek sendiri.
Sistem operasi komputer ini sudah lengkap, tersedia Firefox untuk selancar internet, Gnumeric dan AbiWord untuk mengelola dokumen spreadsheets dan Word. Selain itu tersedia OpenOffice untuk menangani dokumen presentasi. Tersedia juga media player, email client dan software VoIP.
Meskipun menggunakan chip ponsel, tapi aplikasi ini cukup responsif saat dijalankan. Netbook LimeBook mengusung layar 7 dan 8,9 inci, RAM 256MB atau 512MB serta penyimpanan 4GB atau 8GB SSD. Mesin itu juga bisa dikustomisasi menggunakan hard disk biasa dengan kapasitas 30GB hingga 500GB.
Yang menarik, karena menggunakan CPU ponsel, netbook itu dijual sangat terjangkau US$ 199. Netbook ini sudah lengkapi dengan ethernet untuk tersambung ke internet, 2 USB ports, input mic, dan jack headphone. Ingin menunggu produk ini masuk Indonesia?
Salah satu perusahaan yang sudah menunjukkan prototipenya adalah Pegatron yang merupakan anak usaha Asus Group, penghasil netbook terkenal. Sedangkan perusahaan China LimePC bahkan sudah mulai memasarkan produknya.
Netbook baru itu tidak menggunakan chip Intel atau AMD yang biasa digunakan. Tapi menggunakan ARM Cortex yang kompatibel dengan chip ARM yang digunakan di banyak smartphone. Produk itu mirip notebook kebanyakan, didukung layar 8,9 inic atau 10 inci, serta keyboard berukuran normal.
Pertanyaan sekarang adalah apakah netbook dari ponsel yang ditingkatkan kemampuannya, akan lebih menarik dibandingkan notebook yang dikurangi kemampuannya? Untuk saat ini, memang baru sedikit orang yang membutuhkan produk seperti itu.
Tapi penggunaan aplikasi secara online makin popular beberapa dekade terakhir daripada software desktop. Dua lusinan perusahaan juga melucurkan webpads selama 1998-2001 sehingga tidak perlu Microsoft Office lagi untuk mengerjakan pekerjaan kantor.
Menurut NPD, lembaga yang menelusuri penjualan retail, netbook berbasis Windows menguasai pasar hingga 90% pasar. Penjualan netbook Windows benar-benar take off saat Microsoft menurunkan harga sistem operasi Windows XP nya.
Netbook sebenarnya sudah cukup tua karena mulai diperkenalkan pada 1997. Kini faktor harga bisa membuat netbok berbasis processor ARM yang biasa digunakan pada ponsel menjadi sukses. “Apalagi harga dibandingkan performa menunjukkan sangat menguntungkan,” kata Charles Doiley analis NPD.
Perusahan China Tinsghua Tongfang Co sudah mulai mengenalkan netbook dengan processor ponsel Freescale pada CES bulan lalu. Perusahaan ini menawarkan netbook yang disebut LimeBook. Selain itu juga menawarkan desktop LimePC yang mengkombinasikan chipset Freescale dan Linux yang disebut LimeOS.
Produk itu tersedia di pasar China tapi juga akan dipasarkan ke AS, Eropa serta negara lain. LimePC dijual dengan partner tapi juga diperbolehkan menjual dengan merek sendiri.
Sistem operasi komputer ini sudah lengkap, tersedia Firefox untuk selancar internet, Gnumeric dan AbiWord untuk mengelola dokumen spreadsheets dan Word. Selain itu tersedia OpenOffice untuk menangani dokumen presentasi. Tersedia juga media player, email client dan software VoIP.
Meskipun menggunakan chip ponsel, tapi aplikasi ini cukup responsif saat dijalankan. Netbook LimeBook mengusung layar 7 dan 8,9 inci, RAM 256MB atau 512MB serta penyimpanan 4GB atau 8GB SSD. Mesin itu juga bisa dikustomisasi menggunakan hard disk biasa dengan kapasitas 30GB hingga 500GB.
Yang menarik, karena menggunakan CPU ponsel, netbook itu dijual sangat terjangkau US$ 199. Netbook ini sudah lengkapi dengan ethernet untuk tersambung ke internet, 2 USB ports, input mic, dan jack headphone. Ingin menunggu produk ini masuk Indonesia?