Efek dari bermain video game masih menjadi perdebatan yang tak kunjung usai. Banyak pihak yang menilai bahwa video game memiliki dampak negatif bagi prestasi belajar anak. Namun, sebuah penelitian membantah pendapat tersebut.
Penelitian yang dilakukan para peneliti di Michigan State University selama tiga tahun tersebut merupakan bagian dari penelitian yang lebih besar, yakni untuk mengeksplorasi dampak teknologi terhadap performa akademis serta kehidupan sosial, psikologis serta moral anak-anak.
Dari hasil penelitian itu, terlihat bahwa anak-anak yang bermain video game beberapa jam dalam sehari mengalami peningkatan kemampuan visual-spasial, dengan melihat gambar-gambar di video game. Ini baik untuk meningkatkan prestasi di bidang ilmu alam, teknologi, teknik serta matematika. Tentunya hal ini penting untuk masa depan anak, khususnya bagi mereka yang ingin menjadi insinyur atau dokter bedah.
Dibanding anak laki-laki, anak perempuan lebih getol mengutak-atik ponsel. Sebaliknya, anak laki-laki lebih menggandrungi permainan video game. Alhasil kemampuan visual-spasial anak perempuan cenderung kurang dibanding anak laki-laki.
Menurut Profesor Jackson-pemimpin penelitian ini-sepertinya mustahil anak-anak akan berhenti bermain video game. Oleh karena itu, Jackson menyarankan, sebaiknya developer mengembangkan game-game yang dapat membantu mengembangkan kemampuan visual-spasial ketimbang menciptakan game-game sadis.
Lalu bagaimana dengan efek penggunaan ponsel terhadap prestasi belajar? Menurut penelitian yang dipublikasikan di Conference Proceedings of the International Association or Development of the Information Society (IADIS), Barcelona, penggunaan ponsel juga tidak berdampak negatif terhadap prestasi belajar anak.
Tentu saja hasil penemuan ini tidak serta merta menyudahi perdebatan tentang dampak video game terhadap anak. Langkah bijak yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan memberi kesempatan kepada anak untuk bermain video game, dengan catatan video game tersebut memiliki konten yang baik, serta anak tetap ingat batas waktu bermain. (Telegraph/detik)
Penelitian yang dilakukan para peneliti di Michigan State University selama tiga tahun tersebut merupakan bagian dari penelitian yang lebih besar, yakni untuk mengeksplorasi dampak teknologi terhadap performa akademis serta kehidupan sosial, psikologis serta moral anak-anak.
Dari hasil penelitian itu, terlihat bahwa anak-anak yang bermain video game beberapa jam dalam sehari mengalami peningkatan kemampuan visual-spasial, dengan melihat gambar-gambar di video game. Ini baik untuk meningkatkan prestasi di bidang ilmu alam, teknologi, teknik serta matematika. Tentunya hal ini penting untuk masa depan anak, khususnya bagi mereka yang ingin menjadi insinyur atau dokter bedah.
Dibanding anak laki-laki, anak perempuan lebih getol mengutak-atik ponsel. Sebaliknya, anak laki-laki lebih menggandrungi permainan video game. Alhasil kemampuan visual-spasial anak perempuan cenderung kurang dibanding anak laki-laki.
Menurut Profesor Jackson-pemimpin penelitian ini-sepertinya mustahil anak-anak akan berhenti bermain video game. Oleh karena itu, Jackson menyarankan, sebaiknya developer mengembangkan game-game yang dapat membantu mengembangkan kemampuan visual-spasial ketimbang menciptakan game-game sadis.
Lalu bagaimana dengan efek penggunaan ponsel terhadap prestasi belajar? Menurut penelitian yang dipublikasikan di Conference Proceedings of the International Association or Development of the Information Society (IADIS), Barcelona, penggunaan ponsel juga tidak berdampak negatif terhadap prestasi belajar anak.
Tentu saja hasil penemuan ini tidak serta merta menyudahi perdebatan tentang dampak video game terhadap anak. Langkah bijak yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan memberi kesempatan kepada anak untuk bermain video game, dengan catatan video game tersebut memiliki konten yang baik, serta anak tetap ingat batas waktu bermain. (Telegraph/detik)