Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun SMANU MHT (Sekolah Menengah Atas Negeri Unggulan Mohammad Husni Thamrin) di Bambu Apus, Cipayung. Pembangunan sekolah itu dilakukan sejak 2007 dengan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) multiyears sebesar Rp 98 miliar.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Pak Taufik Yudi Mulyatno mengatakan, pembiayaan sekolah ini separuhnya ditanggung oleh APBD. “Sisanya dari APBN, orang tua murid, dan masyarakat peduli pendidikan,” kata pak Taufik kemarin.
Seklah Swasta lebih baik:
Gubernur DKI, Pak Fauzi Bowo mengatakan pembangunan sekolah unggulan ini untuk merespons aspirasi masyarakat yang menginginkan sekolah berkualitas. Tuntutan ini terlihat dari banyaknya orang tua yang memasukkan anak mereka di sekolah-sekolah swasta. “Secara rata-rata, sekolah swasta lebih baik dari sekolah negeri,” ujarnya.
Pak Taufik menambahkan, sekolah itu dibangun berdasarkan permintaan pemerintah pusat yang mengharuskan setiap provinsi memiliki sekolah unggulan. Ia menyebutkan, perbedaan sekolah ini dengan sekolah unggulan lain di Jakarta adalah tarafnya lebih tinggi dari sekolah berstandar internasional.
Dia lalu menyebutkan, sekolah tersebut juga menyediakan fasilitas olahraga dan asrama. “Tiap asrama berkapasitas 50 kamar bagi murid asal luar kota,” ujarnya. Untuk menunjukkan kualitas sekolah itu, kata Taufik, pemerintah bekerja sama dengan Universitas Cambridge. “Siswa yang lulus dari sekolah ini bisa melanjutkan di universitas tersebut,” kata dia.
Taufik mengatakan sekolah ini akan mulai membuka pendaftaran pada akhir Maret 2009. “Tahap pertama akan dibuka untuk sembilan kelas, di mana masing-masing kelas terdapat 24 siswa,” ujarnya. Persyaratan masuk sekolah unggulan ini di antaranya adalah memiliki inteligensi 120 hingga 140, serta lulus tes bahasa Inggris, matematika, fisika, biologi, dan psikotes.
Dari pantauan Tempo kemarin, sekolah megah itu baru akan dibuka Selasa depan.
“Tinggal penambahan hal kecil, seperti sakelar listrik,” ujar Suwardi, petugas keamanan sekolah. reff: [ Koran Tempo ]
Kepala Dinas Pendidikan DKI Pak Taufik Yudi Mulyatno mengatakan, pembiayaan sekolah ini separuhnya ditanggung oleh APBD. “Sisanya dari APBN, orang tua murid, dan masyarakat peduli pendidikan,” kata pak Taufik kemarin.
Seklah Swasta lebih baik:
Gubernur DKI, Pak Fauzi Bowo mengatakan pembangunan sekolah unggulan ini untuk merespons aspirasi masyarakat yang menginginkan sekolah berkualitas. Tuntutan ini terlihat dari banyaknya orang tua yang memasukkan anak mereka di sekolah-sekolah swasta. “Secara rata-rata, sekolah swasta lebih baik dari sekolah negeri,” ujarnya.
Pak Taufik menambahkan, sekolah itu dibangun berdasarkan permintaan pemerintah pusat yang mengharuskan setiap provinsi memiliki sekolah unggulan. Ia menyebutkan, perbedaan sekolah ini dengan sekolah unggulan lain di Jakarta adalah tarafnya lebih tinggi dari sekolah berstandar internasional.
Dia lalu menyebutkan, sekolah tersebut juga menyediakan fasilitas olahraga dan asrama. “Tiap asrama berkapasitas 50 kamar bagi murid asal luar kota,” ujarnya. Untuk menunjukkan kualitas sekolah itu, kata Taufik, pemerintah bekerja sama dengan Universitas Cambridge. “Siswa yang lulus dari sekolah ini bisa melanjutkan di universitas tersebut,” kata dia.
Taufik mengatakan sekolah ini akan mulai membuka pendaftaran pada akhir Maret 2009. “Tahap pertama akan dibuka untuk sembilan kelas, di mana masing-masing kelas terdapat 24 siswa,” ujarnya. Persyaratan masuk sekolah unggulan ini di antaranya adalah memiliki inteligensi 120 hingga 140, serta lulus tes bahasa Inggris, matematika, fisika, biologi, dan psikotes.
Dari pantauan Tempo kemarin, sekolah megah itu baru akan dibuka Selasa depan.
“Tinggal penambahan hal kecil, seperti sakelar listrik,” ujar Suwardi, petugas keamanan sekolah. reff: [ Koran Tempo ]