Ternyata Ponsel Membahayakan Nyawa Anak Kita. Karena maraknya pembahasan tentang artikel Cell Phones: The New Cigarettes, lalu diadakanlah studi ini yang bermula dari konferensi internasional yang pertama mengenai telepon genggam dan kesehatan yang diselenggarakan pada September 2008.
Dr. Lennart Hardell, seorang profesor onkologi dari University Hospital di Orebro, Swedia, menemukan penelitian dari 15 studi dari enam negara mengenai anak-anak yang menggunakan telepon selular sebelum berusia 20 tahun memiliki kemungkinan lima kali lebih besar mengidap glioma (kanker otak) dan tumor saraf akustik (acoustic neuromas, tumor di jaringan pendengaran) dibandingkan orang yang mulai menggunakan telepon selular setelah berusia 20 tahun.
Frekuensi terjadinya kanker pada anak-anak di bawah 20 tahun yang menggunakan telepon genggam empat kali lebih besar dibandingkan mereka yang berusia di atas 20 tahun.
Glioma adalah kanker pada sel glia. Glia (berasal dari bahasa Yunani, yang berarti perekat) adalah sel-sel pendukung neuron (sel saraf), memastikan neuron tetap pada tempatnya, menyediakan nutrisi dan oksigen, dan menuntun perkembangan mereka di masa muda. Apapun tipe glioma yang diderita seseorang, prediksinya sangat lemah, kemungkinan hidup penderita hanya sembilan bulan sampai tiga tahun setelah diagnosis.
Tumor saraf akustik adalah tumor jinak pada saraf pendengaran, walaupun neuroma dikategorikan tumor jinak, namun mereka menyebabkan pusing-pusing, hilangnya keseimbangan, dan ketulian.
Otak anak dianggap belum berkembang hingga mereka berusia 20. Radiasi telepon selular terpancar sebesar 5 inci ke dalam otak anak dan 2 inci pada orang dewasa. Walaupun akhir-akhir ini telah terjadi peningkatan kanker otak pada anak yang secara kebetulan waktunya seiring dengan maraknya telepon selular, namun epidemi diharapkan belum akan terjadi dalam waktu 10 tahun.
Parlemen Eropa telah menghimbau negara-negara anggotanya untuk lebih keras membatasi penggunaan telepon selular oleh anak muda. Di Amerika Serikat, panitia kecil Oversight and Government Reform Committee sedang mempertimbangkan persoalan ini.
(Louise McCoy/The Epoch Times)