Bukan rahasia lagi kalau kita diharuskan siap dengan daftar pertanyaan yang akan kita tanyakan pada interviewer saat kita melakukan interview kerja. Ketika interviewer bertanya “Apa ada pertanyaan yang ingin Anda ajukan?” maka kita harus siap menjawab “Ya”. Tetapi ada beberapa pertanyaan yang justru TIDAK BOLEH Anda ajukan, kecuali jika Anda ingin kehilangan pekerjaan itu. Apa saja pertanyaannya? Berikut tips yang bisa Anda simak.
1. Perusahaan Anda bergerak di bidang apa?
Ini pertanyaan yang masuk akal, jika Anda hidup di tahun 1950 atau 1980, ketika belum ada Internet. Sekarang ini, itu sudah menjadi tugas Anda untuk melakukan survey tentang perusahaan yang akan Anda lamar, sebelum Anda memutuskan datang saat wawancara. Beberapa hal yang perlu diketahui adalah: apa bidang usahanya, siapa saja pesaingnya, prestasi apa yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut baru-baru ini.
2. Apakah Anda akan mengecek latar belakang saya?
Pertanyaan yang sangat konyol, tetapi herannya ini masih sering juga ditanyakan. Jika Anda menanyakan hal ini, interviewer akan beranggapan Anda memiliki sesuatu yang perlu disembunyikan. Akan lebih baik jika kita bertanya “Bisakah Anda menjelaskan sedikit tentang proses seleksi yang akan dilakukan?”
3. Kapan saya akan mendapat kenaikan gaji?
Diterima kerja saja belum tentu, kok malah tanya kapan saatnya naik gaji? Alternatif pertanyaan yang lebih baik adalah “Apakah perusahaan Anda menerapkan penilaian tahunan terhadap kinerja dan gaji?” Tapi ingat, tanyakan ini HANYA pada wawancara kedua (jika Anda sudah berhasil melewati wawancara tahap pertama)
4. Apa Anda menawarkan posisi pekerjaan yang lain (selain dari yang Anda lamar-red.)?
Dalam mencari pekerjaan, Anda dituntut untuk berpikir cepat. Jika pekerjaan yang Anda lamar ternyata jauh di bawah kemampuan Anda, katakan saja begitu, jangan menanyakan pertanyaan “sapu jagat” seperti diatas. Anda bisa mengatakan “Pekerjaan ini kedengarannya menarik. Tapi jujur saja, saya digaji 30% lebih banyak dan dipercaya untuk mengawasi orang di pekerjaan saya sebelumnya. Bisakah Anda membantu saya menjelaskan jenjang karir untuk pekerjaan ini?” Ini pertanyaan pancingan bagi interviewer untuk memberikan posisi pekerjaan lain yang mungkin ditawarkan.
5. Kapan saya bisa pindah ke posisi lain (selain dari posisi yang Anda lamar-red.)?
Ini sama saja dengan mengatakan “Saya ingin segera pindah dari posisi yang saya lamar”. Jika Anda menyukai posisi itu, ambillah. Jika tidak, tunggulah kesempatan lainnya. Hampir semua perusahaan akan menempatkan Anda pada posisi yang Anda lamar untuk setidaknya 1 tahun kedepan. Setelah itu, baru mereka dapat mempertimbangkan transfer internal.
6. Bisakah Anda memberitahukan jalur bis mana yang harus saya tempuh menuju ke tempat kerja?
Memangnya interviewer Anda itu siapa? Sopir bus? Kernet angkot? Cari sendiri informasi itu. Bukan tanggung jawab mereka memberitahukan Anda bagaimana Anda bisa menuju ke kantor.
7. Apa perusahaan Anda mengijinkan break kerja untuk merokok?
Jika Anda bekerja di perusahaan retail atau call center, Anda bisa menanyakan tentang break. Jika ketergantungan Anda pada rokok sudah demikian parahnya hingga Anda harus break sebelum makan siang, maka Anda perlu menghubungi dokter. Banyak perusahaan yang tidak mengijinkan aktivitas merokok di tempat kerja, beberapa bahkan tidak mau mempekerjakan perokok sama sekali.
8. Apakah [kondisi kesehatan saya] dicakup oleh asuransi?
Ini pertanyaan buruk karena 2 alasan:
(1) Anda tidak ingin membeberkan masalah kesehatan Anda pada orang lain, terutama pada mereka yang akan mempekerjakan Anda. Anda bisa mengetahui tentang cakupan asuransi dengan menanyakan buku pedoman asuransi yang digunakan, HANYA pada kesempatan wawancara berikutnya (bukan pada wawancara pertama).
(2) Manajer departemen tidak mungkin mengetahui secara rinci tentang penyakit apa saja yang dicakup oleh pihak asuransi. Bahkan hanya sedikit pegawai bagian HRD yang mengetahui hal ini. Anda bertanya pada orang yang salah. Selain itu, biasanya, pegawai yang dalam masa percobaan (3-12 bulan pertama) belum tercakup oleh asuransi perusahaan.
9. Apakah Anda melakukan tes NAPZA?
Jika melakukan tes NAPZA bertentangan dengan filosofi Anda, tunggu hingga saat yang tepat untuk mengajukan keberatan Anda, yaitu pada saat mereka meminta Anda secara langsung untuk melakukan tes. Jika tidak, maka sama saja Anda berkata “Saya akan gagal pada tes NAPZA”.
10. Jika Anda menerima saya, bisakah saya mulai [3 minggu dari sekarang]?
Biasanya perusahaan memberikan tenggang waktu maksimal 2 minggu kepada kita untuk mulai bekerja (jika kita diterima). Jika Anda sedang tidak memiliki pekerjaan, mereka akan mempercepat tenggang waktu itu, supaya Anda bisa langsung mulai bekerja. Jika Anda meminta waktu lebih dari 2 minggu untuk bekerja, mereka akan berpikir dua kali tentang keseriusan Anda bekerja untuk mereka. Lagipula, pengunduran waktu mulai bekerja adalah sesuatu yang dapat diminta SETELAH Anda mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, bukan sebelumnya.
1. Perusahaan Anda bergerak di bidang apa?
Ini pertanyaan yang masuk akal, jika Anda hidup di tahun 1950 atau 1980, ketika belum ada Internet. Sekarang ini, itu sudah menjadi tugas Anda untuk melakukan survey tentang perusahaan yang akan Anda lamar, sebelum Anda memutuskan datang saat wawancara. Beberapa hal yang perlu diketahui adalah: apa bidang usahanya, siapa saja pesaingnya, prestasi apa yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut baru-baru ini.
2. Apakah Anda akan mengecek latar belakang saya?
Pertanyaan yang sangat konyol, tetapi herannya ini masih sering juga ditanyakan. Jika Anda menanyakan hal ini, interviewer akan beranggapan Anda memiliki sesuatu yang perlu disembunyikan. Akan lebih baik jika kita bertanya “Bisakah Anda menjelaskan sedikit tentang proses seleksi yang akan dilakukan?”
3. Kapan saya akan mendapat kenaikan gaji?
Diterima kerja saja belum tentu, kok malah tanya kapan saatnya naik gaji? Alternatif pertanyaan yang lebih baik adalah “Apakah perusahaan Anda menerapkan penilaian tahunan terhadap kinerja dan gaji?” Tapi ingat, tanyakan ini HANYA pada wawancara kedua (jika Anda sudah berhasil melewati wawancara tahap pertama)
4. Apa Anda menawarkan posisi pekerjaan yang lain (selain dari yang Anda lamar-red.)?
Dalam mencari pekerjaan, Anda dituntut untuk berpikir cepat. Jika pekerjaan yang Anda lamar ternyata jauh di bawah kemampuan Anda, katakan saja begitu, jangan menanyakan pertanyaan “sapu jagat” seperti diatas. Anda bisa mengatakan “Pekerjaan ini kedengarannya menarik. Tapi jujur saja, saya digaji 30% lebih banyak dan dipercaya untuk mengawasi orang di pekerjaan saya sebelumnya. Bisakah Anda membantu saya menjelaskan jenjang karir untuk pekerjaan ini?” Ini pertanyaan pancingan bagi interviewer untuk memberikan posisi pekerjaan lain yang mungkin ditawarkan.
5. Kapan saya bisa pindah ke posisi lain (selain dari posisi yang Anda lamar-red.)?
Ini sama saja dengan mengatakan “Saya ingin segera pindah dari posisi yang saya lamar”. Jika Anda menyukai posisi itu, ambillah. Jika tidak, tunggulah kesempatan lainnya. Hampir semua perusahaan akan menempatkan Anda pada posisi yang Anda lamar untuk setidaknya 1 tahun kedepan. Setelah itu, baru mereka dapat mempertimbangkan transfer internal.
6. Bisakah Anda memberitahukan jalur bis mana yang harus saya tempuh menuju ke tempat kerja?
Memangnya interviewer Anda itu siapa? Sopir bus? Kernet angkot? Cari sendiri informasi itu. Bukan tanggung jawab mereka memberitahukan Anda bagaimana Anda bisa menuju ke kantor.
7. Apa perusahaan Anda mengijinkan break kerja untuk merokok?
Jika Anda bekerja di perusahaan retail atau call center, Anda bisa menanyakan tentang break. Jika ketergantungan Anda pada rokok sudah demikian parahnya hingga Anda harus break sebelum makan siang, maka Anda perlu menghubungi dokter. Banyak perusahaan yang tidak mengijinkan aktivitas merokok di tempat kerja, beberapa bahkan tidak mau mempekerjakan perokok sama sekali.
8. Apakah [kondisi kesehatan saya] dicakup oleh asuransi?
Ini pertanyaan buruk karena 2 alasan:
(1) Anda tidak ingin membeberkan masalah kesehatan Anda pada orang lain, terutama pada mereka yang akan mempekerjakan Anda. Anda bisa mengetahui tentang cakupan asuransi dengan menanyakan buku pedoman asuransi yang digunakan, HANYA pada kesempatan wawancara berikutnya (bukan pada wawancara pertama).
(2) Manajer departemen tidak mungkin mengetahui secara rinci tentang penyakit apa saja yang dicakup oleh pihak asuransi. Bahkan hanya sedikit pegawai bagian HRD yang mengetahui hal ini. Anda bertanya pada orang yang salah. Selain itu, biasanya, pegawai yang dalam masa percobaan (3-12 bulan pertama) belum tercakup oleh asuransi perusahaan.
9. Apakah Anda melakukan tes NAPZA?
Jika melakukan tes NAPZA bertentangan dengan filosofi Anda, tunggu hingga saat yang tepat untuk mengajukan keberatan Anda, yaitu pada saat mereka meminta Anda secara langsung untuk melakukan tes. Jika tidak, maka sama saja Anda berkata “Saya akan gagal pada tes NAPZA”.
10. Jika Anda menerima saya, bisakah saya mulai [3 minggu dari sekarang]?
Biasanya perusahaan memberikan tenggang waktu maksimal 2 minggu kepada kita untuk mulai bekerja (jika kita diterima). Jika Anda sedang tidak memiliki pekerjaan, mereka akan mempercepat tenggang waktu itu, supaya Anda bisa langsung mulai bekerja. Jika Anda meminta waktu lebih dari 2 minggu untuk bekerja, mereka akan berpikir dua kali tentang keseriusan Anda bekerja untuk mereka. Lagipula, pengunduran waktu mulai bekerja adalah sesuatu yang dapat diminta SETELAH Anda mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, bukan sebelumnya.