Masalah kerontokan rambut bukan hanya menjadi masalah ahli penata rambut, namun juga ilmuwan. Hal itu terbukti dari inisiatif para peneliti di Australia yang baru-baru ini berhasil mengembangkan sebuah piranti lunak yang bisa menghitung jumlah helai rambut dari potongan kulit manusia yang terkecil sekalipun.
Selain menghitung helai rambut, hasil temuan dari para peneliti CSIRO Mathematical and Information Sciences di Sydney ini juga bisa mengontrol keefektifan cara kerja perawatan krim anti-kebotakan dan krim yang dibuat untuk menghilangkan rambut-rambut yang tak diinginkan. Terciptanya software ini dikabarkan berkat adanya bantuan dari sebuah perusahaan Inggris yang memudahkan para peneliti untuk mengembangkan krim penghilang rambut beserta softwarenya, sehingga para peneliti tersebut bisa mendapatkan data yang akurat bagaimana krim tersebut bekerja.
"Kami masih dalam proses untuk menghitung jumlah rambut yang masih bertahan setelah melakukan perawatan secara manual. Itu merupakan pekerjaan yang sulit karena menghitung helai rambut bukanlah pekerjaan yang gampang. Adanya analisa ini bisa memudahkan kami untuk mendapatkan jumlah yang benar," pungkas analis Pascal Vallotton, seperti dikutip dari ABC.
Cara kerja software ini mengandalkan hasil tangkapan gambar dari sebuah pemindai yang diletakkan di atas permukaan kulit. Dengan menggunakan prinsip algoritma matematika, perangkat lunak ini bisa mengidentifikasi dan melacak asal rambut tersebut berada, sekaligus bisa memahami sifat-sifat unik rambut.
Sebagai informasi, penelitian inovatif ini sudah disebarluaskan pada edisi November harian Skin and Research Technology.
Sumber artikel
Selain menghitung helai rambut, hasil temuan dari para peneliti CSIRO Mathematical and Information Sciences di Sydney ini juga bisa mengontrol keefektifan cara kerja perawatan krim anti-kebotakan dan krim yang dibuat untuk menghilangkan rambut-rambut yang tak diinginkan. Terciptanya software ini dikabarkan berkat adanya bantuan dari sebuah perusahaan Inggris yang memudahkan para peneliti untuk mengembangkan krim penghilang rambut beserta softwarenya, sehingga para peneliti tersebut bisa mendapatkan data yang akurat bagaimana krim tersebut bekerja.
"Kami masih dalam proses untuk menghitung jumlah rambut yang masih bertahan setelah melakukan perawatan secara manual. Itu merupakan pekerjaan yang sulit karena menghitung helai rambut bukanlah pekerjaan yang gampang. Adanya analisa ini bisa memudahkan kami untuk mendapatkan jumlah yang benar," pungkas analis Pascal Vallotton, seperti dikutip dari ABC.
Cara kerja software ini mengandalkan hasil tangkapan gambar dari sebuah pemindai yang diletakkan di atas permukaan kulit. Dengan menggunakan prinsip algoritma matematika, perangkat lunak ini bisa mengidentifikasi dan melacak asal rambut tersebut berada, sekaligus bisa memahami sifat-sifat unik rambut.
Sebagai informasi, penelitian inovatif ini sudah disebarluaskan pada edisi November harian Skin and Research Technology.
Sumber artikel