INILAH.COM, Surabaya – Jawa Timur tak hanya heboh karena hingga kini belum juga punya gubernur terpilih definitif. Provinsi para nahdliyin ini juga geger karena perkara video mesum. Pelakunya, mahasiswa dan pelajar. Saatnya waspada dengan rekaman kamera ponsel.
Petugas kepolisian di jajaran Polda Jatim kini punya tugas ekstra: merazia ponsel pelajar. Sasarannya jelas: video mesum. Pekerjaan ekstra ini harus dilakoni menyusul maraknya beredar film esek-esek amatiran itu.
“Kami sudah mengumpulkan data file dari beberapa film porno buatan lokal Jawa Timur. Ini sudah mengkhawatirkan,” ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Puji Astuti.
Jatim kini seperti ladang produksi film biru amatiran itu. Terakhir, kasus ini terungkap di Gresik. Seorang mahasiswa perguruan tinggi terkenal di Surabaya, direkam dalam video ponsel berdurasi 7 menit 9 detik. Gadis bertinggi badan 165 cm itu direkam dari mulai mengenakan baju cokelat transparan, lalu bra hitam kombinasi pink, hingga akhirnya bugil tanpa selembar benang pun.
Video itu direkam seorang pria dengan kamera ponsel. “Mantap...mantap,” kata pria itu sambil mengarahkan kameranya hingga ke bagian paling sensitif sekalipun.
Video itu ternyata tak hanya satu. Ada tiga episode. Pada dua episode pertama, videonya tak terlalu panas. Tapi, pada episode ketiga, dengan durasi cukup panjang, 14 menit 26 detik, adegannya mirip di film-film porno luar negeri. Bahkan, sedikit dibumbui adegan dan kata-kata kasar.
Belakangan diketahui, wanita yang juga terungkap beradegan layaknya suami istri dalam video itu, berinisial PT. Dia melakukannya bersama FR, kekasihnya. PT berdiam di Perum Griya Kembangan Asri.
PT, di mata tetangganya, anak yang baik dan cerdas. Kabarnya, mahasiswa teknik fisika semester II itu punya indeks prestasi tinggi. Nilainya melorot setelah pacaran dengan FR. “Sekarang (PT) kabarnya sudah bertunangan dengan salah satu karyawan BUMN terkenal di Gresik,” kata tetangganya.
PT dan FR sendiri kini sudah ditangani pihak kepolisian. Kepada penyidik, pemeran pria video mesum itu mengakui tidak sadar saat melakukan adegan suami istri itu. Ia bahkan mengaku seperti orang yang kerasukan sehingga dapat melakukan adegan hubungan seks yang cenderung kasar kepada PT, kekasihnya.
“Dia mengakui kalau berhubungan dengan lawan jenisnya kasar seperti itu. Tapi kalau saya nilai, dia punya kelainan seks, atau terlalu banyak menonton film-film panas barat," jelas Kasat Reskrim Polres Gresik, AKP Fadil Widiyanto.
Sebenarnya, bukan kali ini saja Jatim dihebohkan video mesum. Sepekan sebelumnya, seorang pelajar SMA asal Jombang, juga melakukan hal yang sama. Rekaman mesumnya itu bahkan diperjualbelikan di sejumlah konter ponsel. Filmnya pun punya tajuk: Intan Alangkabut.
Bulan lalu, kejadian menghebohkan ini juga melanda Bangkalan, Madura. Seorang siswi SMA Bangkalan, NA (19 tahun), warga desa Arosbaja, berperan di film tersebut. Sebelumnya, sebuah video mesum berdurasi 36 detik juga membuat ramai Probolinggo.
Menurut pakar telematika, Heru Sutadi, perkembangan pornografi sejalan dengan perkembangan teknologi. Semakin maju teknologi, semakin cepat dan semakin mudah dalam mengakses materi teknologi.
Awalnya pornografi hanya didistribusikan lewat kaset video, dan berubah ke keping VCD dan DVD. Saat ini, distribusi pornografi lebih mudah dan lebih cepat dengan berkembangnya teknologi yang makin maju.
Secara konvensional, materi pornografi biasa didistribusikan lewat keping VCD dan DVD, serta umum dijual, misalnya di Pasar Glodok. Sedangkan distribusi non konvensional lewat internet maupun ponsel.
Distribusi lewat internet lebih membahayakan. Selain lebih cepat, juga bisa diakses hingga daerah, asalkan ada akses internet. Selain itu, semua golongan hingga anak-anak kecil juga bisa mengakses tanpa ada yang bisa mengontrol.
Pencegahan distribusi pornografi di internet sulit dilakukan. Meskipun bisa difilter, tapi masih ada lubang agar orang bisa menembus penghalang yang diterapkan.
“Yang terbaik adalah menyadarkan masyarakat agar tidak merekam adegan yang tidak senonoh menggunakan perangkat perekam elektronik apapun,” katanya.
Namun kamera konvensional pun bisa berbahaya. Karena hasil rekaman harus disimpan dalam komputer, dan bisa dicopi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Rekaman lewat ponsel kamera lebih berbahaya. Hasil rekaman mudah distribusikan, cukup dengan fasilitas bluetooth bisa menyebar dari satu HP ke HP lain.
Selain itu, video mesum juga bisa dikirim lewat fasilitas MMS.
Petugas kepolisian di jajaran Polda Jatim kini punya tugas ekstra: merazia ponsel pelajar. Sasarannya jelas: video mesum. Pekerjaan ekstra ini harus dilakoni menyusul maraknya beredar film esek-esek amatiran itu.
“Kami sudah mengumpulkan data file dari beberapa film porno buatan lokal Jawa Timur. Ini sudah mengkhawatirkan,” ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Puji Astuti.
Jatim kini seperti ladang produksi film biru amatiran itu. Terakhir, kasus ini terungkap di Gresik. Seorang mahasiswa perguruan tinggi terkenal di Surabaya, direkam dalam video ponsel berdurasi 7 menit 9 detik. Gadis bertinggi badan 165 cm itu direkam dari mulai mengenakan baju cokelat transparan, lalu bra hitam kombinasi pink, hingga akhirnya bugil tanpa selembar benang pun.
Video itu direkam seorang pria dengan kamera ponsel. “Mantap...mantap,” kata pria itu sambil mengarahkan kameranya hingga ke bagian paling sensitif sekalipun.
Video itu ternyata tak hanya satu. Ada tiga episode. Pada dua episode pertama, videonya tak terlalu panas. Tapi, pada episode ketiga, dengan durasi cukup panjang, 14 menit 26 detik, adegannya mirip di film-film porno luar negeri. Bahkan, sedikit dibumbui adegan dan kata-kata kasar.
Belakangan diketahui, wanita yang juga terungkap beradegan layaknya suami istri dalam video itu, berinisial PT. Dia melakukannya bersama FR, kekasihnya. PT berdiam di Perum Griya Kembangan Asri.
PT, di mata tetangganya, anak yang baik dan cerdas. Kabarnya, mahasiswa teknik fisika semester II itu punya indeks prestasi tinggi. Nilainya melorot setelah pacaran dengan FR. “Sekarang (PT) kabarnya sudah bertunangan dengan salah satu karyawan BUMN terkenal di Gresik,” kata tetangganya.
PT dan FR sendiri kini sudah ditangani pihak kepolisian. Kepada penyidik, pemeran pria video mesum itu mengakui tidak sadar saat melakukan adegan suami istri itu. Ia bahkan mengaku seperti orang yang kerasukan sehingga dapat melakukan adegan hubungan seks yang cenderung kasar kepada PT, kekasihnya.
“Dia mengakui kalau berhubungan dengan lawan jenisnya kasar seperti itu. Tapi kalau saya nilai, dia punya kelainan seks, atau terlalu banyak menonton film-film panas barat," jelas Kasat Reskrim Polres Gresik, AKP Fadil Widiyanto.
Sebenarnya, bukan kali ini saja Jatim dihebohkan video mesum. Sepekan sebelumnya, seorang pelajar SMA asal Jombang, juga melakukan hal yang sama. Rekaman mesumnya itu bahkan diperjualbelikan di sejumlah konter ponsel. Filmnya pun punya tajuk: Intan Alangkabut.
Bulan lalu, kejadian menghebohkan ini juga melanda Bangkalan, Madura. Seorang siswi SMA Bangkalan, NA (19 tahun), warga desa Arosbaja, berperan di film tersebut. Sebelumnya, sebuah video mesum berdurasi 36 detik juga membuat ramai Probolinggo.
Menurut pakar telematika, Heru Sutadi, perkembangan pornografi sejalan dengan perkembangan teknologi. Semakin maju teknologi, semakin cepat dan semakin mudah dalam mengakses materi teknologi.
Awalnya pornografi hanya didistribusikan lewat kaset video, dan berubah ke keping VCD dan DVD. Saat ini, distribusi pornografi lebih mudah dan lebih cepat dengan berkembangnya teknologi yang makin maju.
Secara konvensional, materi pornografi biasa didistribusikan lewat keping VCD dan DVD, serta umum dijual, misalnya di Pasar Glodok. Sedangkan distribusi non konvensional lewat internet maupun ponsel.
Distribusi lewat internet lebih membahayakan. Selain lebih cepat, juga bisa diakses hingga daerah, asalkan ada akses internet. Selain itu, semua golongan hingga anak-anak kecil juga bisa mengakses tanpa ada yang bisa mengontrol.
Pencegahan distribusi pornografi di internet sulit dilakukan. Meskipun bisa difilter, tapi masih ada lubang agar orang bisa menembus penghalang yang diterapkan.
“Yang terbaik adalah menyadarkan masyarakat agar tidak merekam adegan yang tidak senonoh menggunakan perangkat perekam elektronik apapun,” katanya.
Namun kamera konvensional pun bisa berbahaya. Karena hasil rekaman harus disimpan dalam komputer, dan bisa dicopi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Rekaman lewat ponsel kamera lebih berbahaya. Hasil rekaman mudah distribusikan, cukup dengan fasilitas bluetooth bisa menyebar dari satu HP ke HP lain.
Selain itu, video mesum juga bisa dikirim lewat fasilitas MMS.