Facebook yang berhasil mengeruk laba lebih cepat dari estimasi, membuat raksasa jejaring sosial itu melirik pasar baru. Mengulang sukses di Asia adalah agenda utama. Meskipun jalan berat masih akan menghadang. Apa saja?
Dengan lebih dari 300 juta user aktif di seluruh dunia, Facebook merupakan fenomena mengejutkan di jejaring sosial global. Namun, pasar jejaring sosial Asia Timur tenyata masih sulit ditangkap. Ketimbang menggunakan Facebook, pengguna internet di Asia Timur lebih memilih jejaring sosial lokal, seperti Cyworld di Korsel, Mixi di Jepang dan RenRen (dulunya Xiaonei) di China. Situs tersebut bukan hanya alat komunikasi utama, tetapi juga untuk mencari uang, sesuatu yang membuat pasar lebih atraktif bagi Facebook.
Alan Hshieh, ahli interaksi manusia-komputer dari Harvard dan tuan rumah Facebook Developer, mengungkapkan, Facebook gagal di beberapa hal penting. “Kegagalan terbagi dalam tiga hal fungsi platform, perbedaan interaksi terhadap internet dan perbedaan budaya. Pengguna Asia Timur tahu apa yang mereka suka dan mereka sudah memilikinya, tidak ada dorongan untuk mencoba Facebook dengan pendekatan satu untuk semuanya,” katanya.
Perjuangan Facebook di Asia Timur tidak ada yang lebih berat dibandingkan China , di mana harus berperang melawan kloning dan penyensoran. Bahkan di negara itu Facebook diplesetkan menjadi “fei si bu ke” yang artinya “malapetaka untuk mati.”
“Sementara negara Asia lainnya seperti Indonesia dan Vietnam tumbuh secara fenomenal dengan lebih dari 2.000%, pertumbuhan Facebook di China dari tahun ke tahun negatif,” kata Jessica Lee dari Inside Facebok yang berbasis di Silicon Valley .
Pasar jejaring sosial Jepang dan pemain utamanya Mixi menandakan perbedaan budaya yang harus dihadapi Facebook. Mixi memberikan perhatian lebih pada komunikasi. “Mixi adalah layanan komunikasi, user Mixi mengatur daftar teman dan berkenalan di situs dengan komunikasi satu per satu serta fungsi komunikasi lainnya,” kata Masashi Tokuda dari Mixi menjelaskan.
Sangat menarik melihat perhatian yang diberikan Mixi sebagai alat berkomunikasi saja. “Mixi adalah kebutuhan sosial dan Facebook lebih sebagai website sosial,” kata Hshieh. “Ketika anda melihat profil Mixi, kebanyakan user tidak memiliki foto profil dan hanya 7% dari user yang menunjukkan info mereka di luar situs, bahkan kepada teman mereka.”
Sementara tantangan berat lain adalah di Korsel yang menjadi salah satu pusat jejaring sosial di Asia timur. Pesaing lokal Facebook, Cyworld telah membuat situs barat tidak mungkin masuk. Cyworld memiliki 24 juta anggota terdaftar dan sekitar 10 juta di antaranya mengunjungi situs ini setiap minggu.
Hal tersebut masih diperkuat dengan penjagaan user lewat penggabungan dengan NateOn. Layanan pesan instant nomor satu di Korsel itu memiliki jumlah user lima kali lebih banyak dari MSN Messenger.
“Situs barat sering kali berorientasi fungsi dan terlihat kasar untuk user Korea yang terbiasa dengan interfacer yang manis dan dekoratif,” tutur Dyne Lee, Asisten Manager di Cyworld.
Contoh kemampuan situs jejaring sosial Asia Timur dalam mencetak keuntungan lain adalah dengan menyediakan Minihompy. Profil pribadi ini dapat dihias dengan dekorasi digital di mana sekitar 70 juta won didapat dari penjualan barang-barang dekorasi digital setiap tahunnya di situs itu.
Dengan lebih dari 300 juta user aktif di seluruh dunia, Facebook merupakan fenomena mengejutkan di jejaring sosial global. Namun, pasar jejaring sosial Asia Timur tenyata masih sulit ditangkap. Ketimbang menggunakan Facebook, pengguna internet di Asia Timur lebih memilih jejaring sosial lokal, seperti Cyworld di Korsel, Mixi di Jepang dan RenRen (dulunya Xiaonei) di China. Situs tersebut bukan hanya alat komunikasi utama, tetapi juga untuk mencari uang, sesuatu yang membuat pasar lebih atraktif bagi Facebook.
Alan Hshieh, ahli interaksi manusia-komputer dari Harvard dan tuan rumah Facebook Developer, mengungkapkan, Facebook gagal di beberapa hal penting. “Kegagalan terbagi dalam tiga hal fungsi platform, perbedaan interaksi terhadap internet dan perbedaan budaya. Pengguna Asia Timur tahu apa yang mereka suka dan mereka sudah memilikinya, tidak ada dorongan untuk mencoba Facebook dengan pendekatan satu untuk semuanya,” katanya.
Perjuangan Facebook di Asia Timur tidak ada yang lebih berat dibandingkan China , di mana harus berperang melawan kloning dan penyensoran. Bahkan di negara itu Facebook diplesetkan menjadi “fei si bu ke” yang artinya “malapetaka untuk mati.”
“Sementara negara Asia lainnya seperti Indonesia dan Vietnam tumbuh secara fenomenal dengan lebih dari 2.000%, pertumbuhan Facebook di China dari tahun ke tahun negatif,” kata Jessica Lee dari Inside Facebok yang berbasis di Silicon Valley .
Pasar jejaring sosial Jepang dan pemain utamanya Mixi menandakan perbedaan budaya yang harus dihadapi Facebook. Mixi memberikan perhatian lebih pada komunikasi. “Mixi adalah layanan komunikasi, user Mixi mengatur daftar teman dan berkenalan di situs dengan komunikasi satu per satu serta fungsi komunikasi lainnya,” kata Masashi Tokuda dari Mixi menjelaskan.
Sangat menarik melihat perhatian yang diberikan Mixi sebagai alat berkomunikasi saja. “Mixi adalah kebutuhan sosial dan Facebook lebih sebagai website sosial,” kata Hshieh. “Ketika anda melihat profil Mixi, kebanyakan user tidak memiliki foto profil dan hanya 7% dari user yang menunjukkan info mereka di luar situs, bahkan kepada teman mereka.”
Sementara tantangan berat lain adalah di Korsel yang menjadi salah satu pusat jejaring sosial di Asia timur. Pesaing lokal Facebook, Cyworld telah membuat situs barat tidak mungkin masuk. Cyworld memiliki 24 juta anggota terdaftar dan sekitar 10 juta di antaranya mengunjungi situs ini setiap minggu.
Hal tersebut masih diperkuat dengan penjagaan user lewat penggabungan dengan NateOn. Layanan pesan instant nomor satu di Korsel itu memiliki jumlah user lima kali lebih banyak dari MSN Messenger.
“Situs barat sering kali berorientasi fungsi dan terlihat kasar untuk user Korea yang terbiasa dengan interfacer yang manis dan dekoratif,” tutur Dyne Lee, Asisten Manager di Cyworld.
Contoh kemampuan situs jejaring sosial Asia Timur dalam mencetak keuntungan lain adalah dengan menyediakan Minihompy. Profil pribadi ini dapat dihias dengan dekorasi digital di mana sekitar 70 juta won didapat dari penjualan barang-barang dekorasi digital setiap tahunnya di situs itu.