Dihadapan Jemaat,Herman Kemala Bolehkan Aborsi,Hina SBY
Herman Kemala, setelah dituding ajarannya sesat, kini tudingan bertubi-tubi datang kembali. Herman dituding memperbolehkan aborsi, termasuk menghina Presiden RI dan dua partai besar. ( Video Penghinaan ada disini ! )
Penghinaan terhadap SBY dan tindakan aborsi yang diperbolehkan ini, dibuktikan oleh pendeta Hany Pantow, tim pencari fakta kesesatan ajaran Herman kemala dari Yayasan Pengkabaran Kemulian Allah.
Hany Pantow sendiri memberikan bukti rekaman video ini sewaktu Herman Kemala memberi ceramah kepada jemaatnya, dan meminta agar pemerintah untuk mengusut tuntas."Dengan bukti ini, sangatlah jelas kesesatan ajaran milik Herman Kemala. Ini tidak boleh dibiarkan, saya meminta pemerintah untuk mengusut tuntas,"jelas Hany Pantow kepada wartawan.
Sebelumnya, Herman Kemala membantah, telah mengajarkan aliran sesat. Isu yang berkembang saat ini, yang menyatakan bahwa dirinya mengajari jemaatnya untuk membunuh dan pernah melakukan kekerasan terhadap pengikutnya adalah salah.
Soal gambar kekerasan dalam video, menurut Herman, gambar dalam video tersebut jauh sebelum adanya Merciful Building. Itupun di lakukan, supaya jemaatnya disiplin dan tamparannya tidak keras hanya menyentuh sedikit.
Jantje Noya, salah satu pengikut Herman Kemala yang terlihat ditampar dalam video itu juga membantah, bahwa Herman Kemala mengajarkan ajaran yang sesat dalam yayasan. “Itu bukan ditampar, tetapi disentuh,” ucap Jantje.
Pengikut Herman Kemala yang lain Nancy Walangitan, juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, apa yang dilakukan Herman bukanlah menampar, melainkan hanya menyentuh sedikit. Ia beralasan, hal itu dilakukan untuk membina para pengikutnya karena sudah berbuat dosa.
Pernyataan senada juga dikemukakan Victor Mulalinda yang juga pengikut Herman. Ia menjelaskan, apa yang di ajarkan oleh pendeta Herman Kemala, tidak menyimpang dari isi alkitab.
Meskipun kasus ini sempat heboh, tempat usaha Merciful Building yang juga di duga menjadi tempat aktivitas jemaat tersebut, tetap berjalan. Demikian pula dengan Herman, dia menyatakan siap di panggil jika dia terbukti melanggar dan melakukan kesalahan.
Herman Kemala, setelah dituding ajarannya sesat, kini tudingan bertubi-tubi datang kembali. Herman dituding memperbolehkan aborsi, termasuk menghina Presiden RI dan dua partai besar. ( Video Penghinaan ada disini ! )
Penghinaan terhadap SBY dan tindakan aborsi yang diperbolehkan ini, dibuktikan oleh pendeta Hany Pantow, tim pencari fakta kesesatan ajaran Herman kemala dari Yayasan Pengkabaran Kemulian Allah.
Hany Pantow sendiri memberikan bukti rekaman video ini sewaktu Herman Kemala memberi ceramah kepada jemaatnya, dan meminta agar pemerintah untuk mengusut tuntas."Dengan bukti ini, sangatlah jelas kesesatan ajaran milik Herman Kemala. Ini tidak boleh dibiarkan, saya meminta pemerintah untuk mengusut tuntas,"jelas Hany Pantow kepada wartawan.
Sebelumnya, Herman Kemala membantah, telah mengajarkan aliran sesat. Isu yang berkembang saat ini, yang menyatakan bahwa dirinya mengajari jemaatnya untuk membunuh dan pernah melakukan kekerasan terhadap pengikutnya adalah salah.
Soal gambar kekerasan dalam video, menurut Herman, gambar dalam video tersebut jauh sebelum adanya Merciful Building. Itupun di lakukan, supaya jemaatnya disiplin dan tamparannya tidak keras hanya menyentuh sedikit.
Jantje Noya, salah satu pengikut Herman Kemala yang terlihat ditampar dalam video itu juga membantah, bahwa Herman Kemala mengajarkan ajaran yang sesat dalam yayasan. “Itu bukan ditampar, tetapi disentuh,” ucap Jantje.
Pengikut Herman Kemala yang lain Nancy Walangitan, juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, apa yang dilakukan Herman bukanlah menampar, melainkan hanya menyentuh sedikit. Ia beralasan, hal itu dilakukan untuk membina para pengikutnya karena sudah berbuat dosa.
Pernyataan senada juga dikemukakan Victor Mulalinda yang juga pengikut Herman. Ia menjelaskan, apa yang di ajarkan oleh pendeta Herman Kemala, tidak menyimpang dari isi alkitab.
Meskipun kasus ini sempat heboh, tempat usaha Merciful Building yang juga di duga menjadi tempat aktivitas jemaat tersebut, tetap berjalan. Demikian pula dengan Herman, dia menyatakan siap di panggil jika dia terbukti melanggar dan melakukan kesalahan.