Manuver ala Helikopter, Harga Rp 8,7 Miliar
Dua tahun lagi, pesawat tidak akan menjadi satu-satunya kendaraan yang mampu menghadirkan sensasi terbang di udara. Sebab, Moller International segera merealisasikan proyek 40 tahun yang mereka kerjakan dalam waktu dekat. Yakni, kendaraan terbang roda empat yang diadaptasi dari mobil Ferrari.
Moller International membeberkan niat mereka untuk merealisasikan mobil terbang autovolantor dalam waktu dua tahun. Mobil yang dikembangkan dari Ferrari 599 GTB itu nanti diramalkan bakal menjadi kendaraan favorit orang-orang kaya. "Autovolantor dirancang untuk mampu take off secara vertikal dan melayang di udara," kata Bruce Calkins, perancang kendaraan masa depan tersebut.
Dalam paparannya, Calkins menyebutkan bahwa mobil terbang ala Ferrari itu akan dilengkapi dengan delapan mesin pendorong (thruster). Peranti tersebut berfungsi sebagai pengendali udara. Saat mobil terbang itu take off, delapan thruster yang dimiliki akan mendorong udara di sekitarnya ke bawah sehingga kendaraan bikinan Moller International tersebut bisa bergerak ke atas.
Untuk dapat bergerak maju, autovolantor harus memiringkan ventilasinya. Konon, kecepatan kendaraan canggih itu bisa mencapai 160 km per jam di darat. Sedangkan di udara, kecepatannya bisa mencapai 240 km per jam. Autovolantor juga disebut-sebut bisa mencapai ketinggian hingga sekitar 1.500 meter.
Calkins menambahkan, kendaraan masa depan itu memang sengaja dirancang ramah lingkungan. Karena itu, dia memilih hybrid sebagai bahan bakarnya. Untuk menghidupkan delapan mesin pendorongnya, Moller International sengaja menggunakan listrik. "Perpaduan bahan bakar dan sistem penggerak listriknya membuat autovolantor bisa menghasilkan energi 800 horse power (tenaga kuda)," terangnya.
Kendati bisa diterbangkan hingga jauh di atas 1.500 meter, Calkins mengimbau pemilik autovolantor kelak tidak melakukannya. Sebab, energi yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian di atas ambang batas normal itu sangat besar.
Di udara, tambah Calkins, mobil terbang tersebut bisa bermanuver layaknya helikopter. Selain bergerak maju, autovolantor juga bisa terbang ke kiri dan ke kanan. Tidak beda jauh dengan pesawat terbang yang selama ini menjadi kendaraan udara utama warga dunia. Karena keistimewaannya, maklum jika mobil terbang itu dihargai GBP 500.000 (sekitar Rp 8,7 miliar) per unit.
Moller International sengaja memilih Ferrari sebagai model. Sebab, bentuk kendaraan mahal tersebut cukup unik. "Setelah mengamati cukup lama, pilihan kami jatuh pada Ferrari 599 GTB untuk dijadikan kelinci percobaan," ujar Calkins. Selain bentuknya yang unik, layout Ferrari 599 GTB itu pun tepat seperti gambaran sang perancang.
Walaupun sempat skeptis di awal pengerjaan, tim perancang Moller International tidak patah semangat. "Kami sempat tidak yakin bisa mengubah kendaraan yang biasa beroperasi di darat menjadi mobil terbang," papar Calkins. Namun, bentuk dan penampilan Ferrari 599 GTB membuat dia dan timnya yakin bahwa proyek megabesar itu akan sukses. (the daily telegraph/hep/ttg) 4 nov 2008
Dua tahun lagi, pesawat tidak akan menjadi satu-satunya kendaraan yang mampu menghadirkan sensasi terbang di udara. Sebab, Moller International segera merealisasikan proyek 40 tahun yang mereka kerjakan dalam waktu dekat. Yakni, kendaraan terbang roda empat yang diadaptasi dari mobil Ferrari.
Moller International membeberkan niat mereka untuk merealisasikan mobil terbang autovolantor dalam waktu dua tahun. Mobil yang dikembangkan dari Ferrari 599 GTB itu nanti diramalkan bakal menjadi kendaraan favorit orang-orang kaya. "Autovolantor dirancang untuk mampu take off secara vertikal dan melayang di udara," kata Bruce Calkins, perancang kendaraan masa depan tersebut.
Dalam paparannya, Calkins menyebutkan bahwa mobil terbang ala Ferrari itu akan dilengkapi dengan delapan mesin pendorong (thruster). Peranti tersebut berfungsi sebagai pengendali udara. Saat mobil terbang itu take off, delapan thruster yang dimiliki akan mendorong udara di sekitarnya ke bawah sehingga kendaraan bikinan Moller International tersebut bisa bergerak ke atas.
Untuk dapat bergerak maju, autovolantor harus memiringkan ventilasinya. Konon, kecepatan kendaraan canggih itu bisa mencapai 160 km per jam di darat. Sedangkan di udara, kecepatannya bisa mencapai 240 km per jam. Autovolantor juga disebut-sebut bisa mencapai ketinggian hingga sekitar 1.500 meter.
Calkins menambahkan, kendaraan masa depan itu memang sengaja dirancang ramah lingkungan. Karena itu, dia memilih hybrid sebagai bahan bakarnya. Untuk menghidupkan delapan mesin pendorongnya, Moller International sengaja menggunakan listrik. "Perpaduan bahan bakar dan sistem penggerak listriknya membuat autovolantor bisa menghasilkan energi 800 horse power (tenaga kuda)," terangnya.
Kendati bisa diterbangkan hingga jauh di atas 1.500 meter, Calkins mengimbau pemilik autovolantor kelak tidak melakukannya. Sebab, energi yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian di atas ambang batas normal itu sangat besar.
Di udara, tambah Calkins, mobil terbang tersebut bisa bermanuver layaknya helikopter. Selain bergerak maju, autovolantor juga bisa terbang ke kiri dan ke kanan. Tidak beda jauh dengan pesawat terbang yang selama ini menjadi kendaraan udara utama warga dunia. Karena keistimewaannya, maklum jika mobil terbang itu dihargai GBP 500.000 (sekitar Rp 8,7 miliar) per unit.
Moller International sengaja memilih Ferrari sebagai model. Sebab, bentuk kendaraan mahal tersebut cukup unik. "Setelah mengamati cukup lama, pilihan kami jatuh pada Ferrari 599 GTB untuk dijadikan kelinci percobaan," ujar Calkins. Selain bentuknya yang unik, layout Ferrari 599 GTB itu pun tepat seperti gambaran sang perancang.
Walaupun sempat skeptis di awal pengerjaan, tim perancang Moller International tidak patah semangat. "Kami sempat tidak yakin bisa mengubah kendaraan yang biasa beroperasi di darat menjadi mobil terbang," papar Calkins. Namun, bentuk dan penampilan Ferrari 599 GTB membuat dia dan timnya yakin bahwa proyek megabesar itu akan sukses. (the daily telegraph/hep/ttg) 4 nov 2008