Jet Terbang Rendah Bikin Marah Amerika
Sebuah pesawat VC-25 dan satu jet tempur F-16 terbang rendah di atas Manhattan, New York, Senin pagi (26/4), mengakibatkan kepanikan warga New York, yang masih belum melupakan serangan 11 September. Bahkan membuat marah Wali Kota Michael Bloomberg.
Kedua pesawat itu, yang mendapat wewenang dari militer AS guna melakukan misi "pengambilan gambar", terbang pada ketinggian 1.000 kaki sampai 150 kaki (sekitar 305 meter sampai 46 meter) di atas wilayah Manhattan, State Island, dan tetangganya, New Jersey, dan mengitari Patung Liberty, demikian laporan media setempat.
Pesawat VC-25 adalah Boeing 747 versi militer. Pesawat VC-25 yang terlibat dalam penerbangan Senin adalah pesawat Boeing 747 yang disesuaikan dan berfungsi sebagai Air Force One ketika presiden AS berada di dalamnya.
"Ribuan orang diungsikan dari banyak bangunan di New York dan di seluruh Sungai Hudson di New Jersey, menyusul terlihatnya pesawat jet yang terbang rendah," tulis New York Daily News.
"Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Beberapa pesawat mengitari bangunan. Saya takut. Saya berada di sini, ketika World Trade Center runtuh," kata Eunice Davis, yang diungsikan dari New York Mercantile Exchange, sebagaimana dikutip surat kabar itu.
Walaupun pemerintah menyatakan pemerintah lokal dan negara bagian diberi tahu lebih dulu mengenai operasi tersebut, Walikota Bloomberg tak mengetahui lebih dulu.
Bloomberg, yang marah karena ia tak diberi tahu lebih dulu, mengatakan penerbangan yang demikian dekat dengan Ground Zero "tidak sensitif" dan "dapat difahami secara buruk".
Senator New York Chuck Schumer mengatakan penerbangan itu "mendekati tindakan yang kejam atau amat, sangat bodoh".
"Jika menyaksikan jet besar terbang sangat rendah di New York City, orang akan sangat panik," katanya.
Senin petang, seorang pejabat Gedung Putih meminta maaf karena mengakibatkan "kebingungan dan gangguan" dengan misi terbang rendah itu.
Direktur Kantor Militer Gedung Putih, Louis E Caldera mengatakan dalam satu pernyataan bahwa ia menyetujui misi tersebut Kamis lalu.
"Meskipun pemerintah federal melakukan tindakan yang sesuai untuk memberi tahu pemerintah lokal dan negara bagian di New York dan New Jersey, jelas bahwa misi itu menimbulkan kebingungan dan gangguan," katanya. "Saya meminta maaf dan bertanggung jawab atas kesulitan yang ditimbulkan oleh penerbangan tersebut".
Presiden Barack Obama juga marah, ketika ia mengetahui mengenai peristiwa itu Senin petang, kata beberapa pembantunya, sebagaimana dikutip New York Times.