Versi Globe Asia
Di tengah kesibukan mengawasi pembagian bantuan langsung tunai (BLT) kepada warga miskin, gelar orang terkaya disematkan ke Menko Kesra Aburizal Bakrie. Majalah ekonomi lokal berbahasa Inggris, Globe Asia, menobatkan Aburizal menjadi orang terkaya se-Indonesia. Dia sekaligus yang terkaya se-Asia Tenggara dengan kekayaan mencapai USD 9,2 miliar (sekitar Rp 84,6 triliun).
Dengan harta sebanyak itu, Ical -panggilan Aburizal- telah mengalahkan orang terkaya se-Malaysia, Robert Kuok (USD 7,6 miliar), warga terkaya Singapura Ng Teng Fong (USD 6,7 miliar), orang Thailand terkaya, Chaleo Yoovidya (USD 3,5 miliar), dan warga terkaya Filipina, Jaime Zobel de Ayala (USD 2 miliar).
Dalam paparannya, Chief Editor Globe Asia S.K. Zainuddin mengatakan, kekayaan Ical berasal dari kinerja Grup Bakrie yang memiliki usaha di bidang pertambangan batubara, perkebunan, minyak, properti, telekomunikasi, dan media. Melonjaknya harga energi dan komoditas, didukung koneksi politik dan finansial yang kuat, menjadi sumber kekayaan Ical tahun ini. "Meski ada kontroversi terkait kasus Lapindo, hal itu tidak menghentikan pertumbuhan bisnis keluarga Bakrie. Ical dan keluarganya menjadi kekuatan bisnis yang dominan saat ini," ujarnya di sela Indonesian Regional Investment Forum (IRIF) 2008 kemarin (26/5).
Tanri Abeng, publisher Globe Asia, menambahkan, kekayaan Ical yang berlipat-lipat diperoleh dari strategi bisnis yang jitu. Dengan aset kecil, Ical mencari pinjaman modal untuk membangun bisnis lain sehingga bisnisnya menggurita. "Jadi, kalau dia awalnya punya aset 100, dijadikan jaminan untuk meminjam 400. Tapi, hasil dari 400 itu untungnya sangat besar. Itu yang digunakan untuk membayar," ujarnya.
Komisaris PT Telkom itu menilai, metode seperti itu sebenarnya juga dipakai di seluruh dunia. Untuk memulai bisnis baru, seorang pebisnis hanya memerlukan modal 30-50 persen dari total investasi yang dibutuhkan.
Tanri mengaku tahu betul bagaimana hebatnya Ical melihat peluang investasi di Indonesia. Karena itu, dia tidak heran bila Ical menjadi orang terkaya. "Dia itu pintar sekali itung-itungannya," ungkapnya.
Kekayaan Ical kini mengalahkan bos Grup Djarum, Budi Hartono, yang tahun lalu menjadi orang terkaya se-Indonesia yang berada di posisi kedua. Budi menjalankan bisnis rokok ayahnya yang telah menjadi pabrik rokok terbesar ketiga di Indonesia. Budi juga melakukan diversifikasi usaha dengan mengambil saham mayoritas di Bank Central Asia (BCA).
Orang terkaya ketiga se-Indonesia adalah Eka Tjipta Widjaya, bos Grup Sinar Mas, yang memiliki usaha di sektor perkebunan, pulp and paper, keuangan, dan properti. Eka dianggap sebagai pioner di bidang usahanya itu. Lebih dari 200 perusahaan di seluruh dunia.
Dalam setiap bisnisnya, keluarga Eka mengontrol lebih dari 70 persen saham. Kini Eka telah pensiun dari aktivitasnya dan menyerahkan tanggung jawab perusahaan kepada empat anaknya, yaitu Teguh Ganda Widjaya, Franky O. Widjaya, Indar Widjaya, dan Muktar Widjaya.
Globe Asia juga mencatat sedikitnya 12 orang kaya baru (OKB) di Indonesia yang masuk dalam daftar 150 orang terkaya 2008. Di antara OKB itu, mantan Menteri Siswono Yudohusodo yang memimpin Grup Bangun Cipta Sarana, bergerak di bidang infrastruktur, properti, dan turis. Nilai kekayaan Siswono diperkirakan mencapai USD 170 juta. Selain itu, terdapat nama Jacobus Busono, pendiri Pura Group, perusahaan paper mills, terutama untuk kertas uang di Kudus, Jawa Tengah. Kekayaan Jacobus diprediksi mencapai USD 90 juta. (wir) jawapos.com
Di tengah kesibukan mengawasi pembagian bantuan langsung tunai (BLT) kepada warga miskin, gelar orang terkaya disematkan ke Menko Kesra Aburizal Bakrie. Majalah ekonomi lokal berbahasa Inggris, Globe Asia, menobatkan Aburizal menjadi orang terkaya se-Indonesia. Dia sekaligus yang terkaya se-Asia Tenggara dengan kekayaan mencapai USD 9,2 miliar (sekitar Rp 84,6 triliun).
Dengan harta sebanyak itu, Ical -panggilan Aburizal- telah mengalahkan orang terkaya se-Malaysia, Robert Kuok (USD 7,6 miliar), warga terkaya Singapura Ng Teng Fong (USD 6,7 miliar), orang Thailand terkaya, Chaleo Yoovidya (USD 3,5 miliar), dan warga terkaya Filipina, Jaime Zobel de Ayala (USD 2 miliar).
Dalam paparannya, Chief Editor Globe Asia S.K. Zainuddin mengatakan, kekayaan Ical berasal dari kinerja Grup Bakrie yang memiliki usaha di bidang pertambangan batubara, perkebunan, minyak, properti, telekomunikasi, dan media. Melonjaknya harga energi dan komoditas, didukung koneksi politik dan finansial yang kuat, menjadi sumber kekayaan Ical tahun ini. "Meski ada kontroversi terkait kasus Lapindo, hal itu tidak menghentikan pertumbuhan bisnis keluarga Bakrie. Ical dan keluarganya menjadi kekuatan bisnis yang dominan saat ini," ujarnya di sela Indonesian Regional Investment Forum (IRIF) 2008 kemarin (26/5).
Tanri Abeng, publisher Globe Asia, menambahkan, kekayaan Ical yang berlipat-lipat diperoleh dari strategi bisnis yang jitu. Dengan aset kecil, Ical mencari pinjaman modal untuk membangun bisnis lain sehingga bisnisnya menggurita. "Jadi, kalau dia awalnya punya aset 100, dijadikan jaminan untuk meminjam 400. Tapi, hasil dari 400 itu untungnya sangat besar. Itu yang digunakan untuk membayar," ujarnya.
Komisaris PT Telkom itu menilai, metode seperti itu sebenarnya juga dipakai di seluruh dunia. Untuk memulai bisnis baru, seorang pebisnis hanya memerlukan modal 30-50 persen dari total investasi yang dibutuhkan.
Tanri mengaku tahu betul bagaimana hebatnya Ical melihat peluang investasi di Indonesia. Karena itu, dia tidak heran bila Ical menjadi orang terkaya. "Dia itu pintar sekali itung-itungannya," ungkapnya.
Kekayaan Ical kini mengalahkan bos Grup Djarum, Budi Hartono, yang tahun lalu menjadi orang terkaya se-Indonesia yang berada di posisi kedua. Budi menjalankan bisnis rokok ayahnya yang telah menjadi pabrik rokok terbesar ketiga di Indonesia. Budi juga melakukan diversifikasi usaha dengan mengambil saham mayoritas di Bank Central Asia (BCA).
Orang terkaya ketiga se-Indonesia adalah Eka Tjipta Widjaya, bos Grup Sinar Mas, yang memiliki usaha di sektor perkebunan, pulp and paper, keuangan, dan properti. Eka dianggap sebagai pioner di bidang usahanya itu. Lebih dari 200 perusahaan di seluruh dunia.
Dalam setiap bisnisnya, keluarga Eka mengontrol lebih dari 70 persen saham. Kini Eka telah pensiun dari aktivitasnya dan menyerahkan tanggung jawab perusahaan kepada empat anaknya, yaitu Teguh Ganda Widjaya, Franky O. Widjaya, Indar Widjaya, dan Muktar Widjaya.
Globe Asia juga mencatat sedikitnya 12 orang kaya baru (OKB) di Indonesia yang masuk dalam daftar 150 orang terkaya 2008. Di antara OKB itu, mantan Menteri Siswono Yudohusodo yang memimpin Grup Bangun Cipta Sarana, bergerak di bidang infrastruktur, properti, dan turis. Nilai kekayaan Siswono diperkirakan mencapai USD 170 juta. Selain itu, terdapat nama Jacobus Busono, pendiri Pura Group, perusahaan paper mills, terutama untuk kertas uang di Kudus, Jawa Tengah. Kekayaan Jacobus diprediksi mencapai USD 90 juta. (wir) jawapos.com