Hal ini seperti yang terlihat dari situs-situs media di AS, yakni ABC News, New York Post, Fox News dan News Day. Wanita itu naik pesawat US Airways dari Bandara Internasional Bradley di Kota Windsor Locks, Connecticut. Namun, tak dijelaskan nama wanitanya dan tujuan pesawatnya.
Usut punya usut, ternyata awalnya para penumpang di dalam pesawat US Airways tidak sadar kalau wanita tersebut membawa seekor babi. Para penumpang hanya melihatnya seperti ransel yang berwarna hitam.
Para penumpang pun sadar, ketika 'ransel hitam itu' tercium dengan bau yang tak sedap dan bergerak-gerak. Ternyata, itu adalah seekor babi berwarna hitam yang ukurannya kecil dan mungkin seberat 30 kg.
Para penumpang pun melakukan protes terhadap si wanita dan awak kabin. Tak ayal, dia harus turun dari pesawat dengan babinya setelah dilarang terbang oleh pihak US Airways. Satu pertanyaan besar, bagaimana dia bisa membawa babi sampai masuk ke dalam kabin pesawat?
Ternyata, wanita itu mengantongi dokumen 'emotional support animal'. Dokumen ini memang mengizinkan penumpang pesawat naik pesawat dengan membawa peliharaan mereka. Alasannya, hewan peliharaan yang dibawa merupakan suatu terapi atau mediasi bagi orang yang menderita cacat mental atau gangguan kejiwaan.
Sama saja seperti orang yang kakinya lumpuh dan harus naik kursi roda. Maka, hewan peliharaan adalah 'kursi roda' itu yang bisa memudahkan dan menenangkan sang pemiliknya. Dengan catatan penting, dokumen 'emotional support animal' harus dibuat oleh seorang dokter atau profesional medis melalui spesifikasi rinci mengenai riwayat penyakit si penumpang yang membawa hewan peliharaan ke dalam pesawat
Beberapa hewan yang masuk dalam daftar dokumen 'emotional support animal' contohnya adalah anjing, kuing dan babi. Dokumen itu pun sudah disahkan oleh aturan federal di AS tahun 2012.
Namun, nahas bagi wanita yang membawa babi tersebut. Hewan peliharannya dianggap menganggu penerbangan dan hampir semua para penumpang di dalam pesawat melakukan protes. Tapi apa mungkinn, dokumen 'emotional support animal' miliknya tidak lengkap atau hanya rekayasa saja? Afif Farhan - detikTravel