PENEMUAN spesies-spesies baru menunjukkan kekayaan hayati yang begitu besar di perairan Halmahera, Maluku Utara. Setelah ikan punggung totol bertaring beberapa waktu lalu, para peneliti dari Conservation International (CI) juga menemukan spesies baru udang mantis yang ukurannya hanya satu centimeter.
Spesies baru udang mantis ditemukan Mark Erdmann, ahli udang mantis dari CI, pada 27 April 2008 saat melakukan penyelaman di timur laut Pulau Halmahera. Ukurannya tak lebih dari satu centimeter dan termasuk jenis udang mantis penghancur.
"Dan mengagumkan, Mark bisa menemukannya diantara susunan terumbu karang yang sangat kompleks," tulis Dr Alison Green, ketua tim sains, dalam blog Ekspedisi Halmahera. Udang mantis memang memiliki bentuk dan ukuran berbeda. Beberapa diantaranya cukup besar dengan panjang sekitar 35 cm, sementara yang lainnya kurang lebih 1 cm.
Udang mantis adalah jenis krustasea, seperti kepiting atau udang. Mereka karnivora dan memiliki anggota badan khusus yang digunakan untuk membunuh mangsanya. Ada dua jenis udang mantis, beberapa spesies memiliki alat pemukul sebagai penghancur, sedangkan yang lainnya memiliki cakar.
"Saya bertanya-tanya berapa banyak spesies baru yang akan kami temukan lagi?" lanjut Ali. Sejauh ini ekspedisi yang berlansgugn sejak 13 April dan akan berakhir 11 Mei telah sampai di titik pertengahan perjalanan setelah menyelesaikan perjalanan 800 kilometer.
Hitungan spesies meningkat terus dan sampai saat ini tim ekspedisi sudah mencatat 460 spesies karang dan 30 lebih yang masih memerlukan studi lanjutan dan mungkin menambah daftar yang sudah ada termasuk spesies baru. Keragaman lokal juga sangat mengesankan, dengan jumlah spesies karang per lokasi paling tinggi secara global berada disini di Halmahera. Spesies ikan terumbu karang juga terus bertambah pada laju rekor, dengan 975 spesies terekam dari Halmahera, termasuk spesies dottyback dan spinecheek.
"Banyak dari hitungan spesies di setiap lokasi mencapai lebih dari 200 spesies, yang sekali lagi termasuk baik sekali dalam skala dunia," tegas Ali. 147 spesies krustasea, termasuk 26 spesies udang mantis, dan 42 spesies ekinoderma juga tercatat. "Jadi, Halmahera sesuai dengan harapan kami sebagai salah satu wilayah yang paling beragam di planet ini."
Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa Halmahera memiliki keragaman habitat laut dan pesisir yang sangat tinggi. Alasan utama karena berada di jantung Segitiga Karang, wilayah dengan keragaman hidupan laut tropis yang tertinggi di dunia. Sekalipun hanya mencakup kurang dari 2 persen lautan di dunia, Segitiga Karang memiliki proporsi keanekaragaman hayati yang mencengangkan – kurang lebih 30 persen dari terumbu karang dunia, 76 persen spesies karang, dan hampir 40 persen spesies ikan karang dunia.
Keragaman yang luar biasa tinggi di wilayah ini terjadi karena beberapa hal. Segitiga Karang berada di khatulistiwa dimana Samudra Pasifik dan Hindia bertemu, sehingga hidup spesies-spesies berasal dari kedua samudra ini. Proses geologi termasuk bentang tektonis dan perubahan permukaan air laut berperan penting juga, spesies terumbu karang berevolusi dan bertahan selama muka air laut rendah, sementara terumbu di belahan dunia lain dalam kondisi merana.
"Apapun alasannya, jelas area yang luas dan beragam habitat dan kondisi lingkungan yang luar biasa berperan dalam memelihara keanekaragaman hayati yang tinggi di Halmahera khususnya dan Segitiga Karang secara umum," tandas Ali. Conservation International/KCM
Spesies baru udang mantis ditemukan Mark Erdmann, ahli udang mantis dari CI, pada 27 April 2008 saat melakukan penyelaman di timur laut Pulau Halmahera. Ukurannya tak lebih dari satu centimeter dan termasuk jenis udang mantis penghancur.
"Dan mengagumkan, Mark bisa menemukannya diantara susunan terumbu karang yang sangat kompleks," tulis Dr Alison Green, ketua tim sains, dalam blog Ekspedisi Halmahera. Udang mantis memang memiliki bentuk dan ukuran berbeda. Beberapa diantaranya cukup besar dengan panjang sekitar 35 cm, sementara yang lainnya kurang lebih 1 cm.
Udang mantis adalah jenis krustasea, seperti kepiting atau udang. Mereka karnivora dan memiliki anggota badan khusus yang digunakan untuk membunuh mangsanya. Ada dua jenis udang mantis, beberapa spesies memiliki alat pemukul sebagai penghancur, sedangkan yang lainnya memiliki cakar.
"Saya bertanya-tanya berapa banyak spesies baru yang akan kami temukan lagi?" lanjut Ali. Sejauh ini ekspedisi yang berlansgugn sejak 13 April dan akan berakhir 11 Mei telah sampai di titik pertengahan perjalanan setelah menyelesaikan perjalanan 800 kilometer.
Hitungan spesies meningkat terus dan sampai saat ini tim ekspedisi sudah mencatat 460 spesies karang dan 30 lebih yang masih memerlukan studi lanjutan dan mungkin menambah daftar yang sudah ada termasuk spesies baru. Keragaman lokal juga sangat mengesankan, dengan jumlah spesies karang per lokasi paling tinggi secara global berada disini di Halmahera. Spesies ikan terumbu karang juga terus bertambah pada laju rekor, dengan 975 spesies terekam dari Halmahera, termasuk spesies dottyback dan spinecheek.
"Banyak dari hitungan spesies di setiap lokasi mencapai lebih dari 200 spesies, yang sekali lagi termasuk baik sekali dalam skala dunia," tegas Ali. 147 spesies krustasea, termasuk 26 spesies udang mantis, dan 42 spesies ekinoderma juga tercatat. "Jadi, Halmahera sesuai dengan harapan kami sebagai salah satu wilayah yang paling beragam di planet ini."
Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa Halmahera memiliki keragaman habitat laut dan pesisir yang sangat tinggi. Alasan utama karena berada di jantung Segitiga Karang, wilayah dengan keragaman hidupan laut tropis yang tertinggi di dunia. Sekalipun hanya mencakup kurang dari 2 persen lautan di dunia, Segitiga Karang memiliki proporsi keanekaragaman hayati yang mencengangkan – kurang lebih 30 persen dari terumbu karang dunia, 76 persen spesies karang, dan hampir 40 persen spesies ikan karang dunia.
Keragaman yang luar biasa tinggi di wilayah ini terjadi karena beberapa hal. Segitiga Karang berada di khatulistiwa dimana Samudra Pasifik dan Hindia bertemu, sehingga hidup spesies-spesies berasal dari kedua samudra ini. Proses geologi termasuk bentang tektonis dan perubahan permukaan air laut berperan penting juga, spesies terumbu karang berevolusi dan bertahan selama muka air laut rendah, sementara terumbu di belahan dunia lain dalam kondisi merana.
"Apapun alasannya, jelas area yang luas dan beragam habitat dan kondisi lingkungan yang luar biasa berperan dalam memelihara keanekaragaman hayati yang tinggi di Halmahera khususnya dan Segitiga Karang secara umum," tandas Ali. Conservation International/KCM