Olahraga sumo belakangan terus kehilangan penggemar. |
Tokitsukaze, 57, dianggap menimbulkan skandal publik dan merusak reputasi olahraga tersebut, demikian pernyataan asosiasi sumo Jepang.
Ia mengaku memukul calon pesumo Tokitaizan dengan botol dan memberi porsi latihan sangat berat sebelum ia meninggal bulan Juni lalu.
Dalam sejarahnya ia adalah kepala pusat latihan sumo kedua yang dipecat. Dan pemecatannya semakin memperosokkan olahraga ini kedalam krisis.
Dua bulan lalu, juara sumo nasional Asashoryu dilarang bertanding setelah tertangkap basah bermain sepakbola ketika seharusnya menjalani perawatan untuk cederanya.
Sejak saat itu ia pulang ke tanah asalnya di Mongolia untuk menjalani perawatan karena stress.
Langkah yang jarang ditempuh
Tokitaizan, remaja yang bernama asli Takashi Saito, meninggal dirumah sakit setelah ambruk saat menjalani latihan.
Tokitsukaze mengaku kepada pihak berwenang telah memukul remaja berusia 17 tahun itu dengan botol bir admitted dan memaksanya berlatih hingga ia hampir tak bisa lagi berdiri sebelum meninggal.
Ia juga mengakui pesumo senior di tempat pelatihan itu menyerang calon pesumo itu, diantaranya menggunakan pemukul baseball.
''Kami sepakat untuk mencabut tugas-tugasnya,'' kata ketua asosiasi sumo Kitanoumi disebuah konferensi pers.
''Ia menyebabkan skandal publik dan secara sangat merusak gengsi Asosiasi Sumo.''
Sumo belakangan terus mengalami penurunan popularitas dengan semakin banyaknya anak muda Jepang berpaling keolahraga modern seperti sepakbola dan baseball.
Calon-calon esumo sudah menjadi rahasia umum menghadapi perlakuan keras dari seniornya sebagai bagian dari pelatihan mereka. bbc indonesia