Ini sekedar pengalaman saja, betapa kita benar-benar dimudahkan oleh benda ajaib yang namanya internet. Apalagi kalau berkesempatan untuk menikmati internet berkecepatan tinggi. Sungguh berbeda di masa kuliah dulu, dimana internet masih dial-up. Saat itu seandainya kura-kura bisa masuk ke dalam jaringan telepon, ia pasti bisa bergerak lebih cepat daripada kecepatan data. Selain biaya pemakaian yang menggunakan hitungan jam, masih ditambah lagi dengan biaya pemakaian telepon, yang jauh lebih mahal.
Di masa kuliah di tahun 1998 dahulu (busyet, ketahuan banget zamannya), kalau mau mengunduh sebuah lagu MP3 yang berdurasi 4-5 menit, dibutuhkan waktu sekitar 45-60 menit. Bayangkan, menyetel satu lagu saja bisa sampai 12 kali berulang-ulang, baru lagu lainnya yang dalam antrian berhasil terunduh. Zaman dulu, berkas video pun berukuran 1 mega saja sudah ampun-ampun mengunduhnya. Itu pun ukuran dimensi videonya kecil sekali. Tapi yah, kalau dilihatnya pakai monitor beresolusi 800×600 sih masih kelihatan lumayan (dulu ya).
Sekarang dengan internet cepat yang muncul adalah pertanyaan baru. "Gila, gw abis ini download apa lagi?" Mengunduh komik terbitan DC dan Marvel setiap minggunya sudah nggak kerasa lagi. Lebih cepat mengunduh daripada membacanya. Belum lagi mengunduh film seri DivX beresolusi HDTV yang juga sudah menjadi kegiatan rutin setiap minggunya. Apa yang ditayangkan di US minggu lalu, pasti minggu ini sudah bisa diunduh dan dilihat. Menonton video YouTube atau Metacafe pun nggak perlu menunggu proses loading yang lama.
Kalau dengar lagu bagus di radio Prambors secara online atau dengar cuplikan lagu di Last FM, tinggal diingat nama artisnya, lalu berkelana deh ke forum-forum gelap untuk mencari MP3 lagunya (atau bahkan album terbarunya). Lalu kalau dulu banyak belajar ilmu baru dengan membaca blog atau artikel, kali ini yang dicari adalah liputan podcast, videocast, atau screencast-nya. Juga kalau tertarik dengan buku tertentu, bergerilya deh ke forum-forum, berharap bisa menemukan versi PDF atau CHM dari buku itu. Jadi ingat saat Harry Potter dulu terbit. Sehari setelah peluncuran resmi, PDF-nya dengan cepat sudah beredar kemana-mana.
Kalau Anda penggemar DVD film dewasa, daripada cari di Kota lalu kecewa karena isinya nggak sesuai dengan sampulnya, mendingan carinya ke forum atau blog tertentu. Baca komentar dari para pengunjung tentang film itu. Kalau mereka banyak memuji, barulah unduh film itu. Untuk Anda yang lebih bandel lagi, Anda juga bisa "menikmati" tontonan gratis dari webcam mesum dengan cukup lancar.
Segala hal yang disebutkan di atas memang bukan kegiatan yang legal (atau setidaknya masih di batas abu-abu kalau di Indonesia karena belum ada peraturannya). Namanya teknologi, penggunanya pasti tambah pintar. Selain pintar karena sudah semakin jago membuat blog, berbisnis online, juga semakin pintar untuk mendapatkan data berformat digital apapun itu bentuknya.
Tulisan ini bukan untuk melarang ya, karena secara pribadi saya pun melakukan semua kegiatan di atas. Makanya selain kebingungan mau mengunduh apa lagi, saya juga kebingungan karena cepat sekali hard disk saya penuh. Kalau Anda pengguna internet kecepatan tinggi, ayo mengaku, hal negatif apa saja yang sudah Anda lakukan selama ini?
Di masa kuliah di tahun 1998 dahulu (busyet, ketahuan banget zamannya), kalau mau mengunduh sebuah lagu MP3 yang berdurasi 4-5 menit, dibutuhkan waktu sekitar 45-60 menit. Bayangkan, menyetel satu lagu saja bisa sampai 12 kali berulang-ulang, baru lagu lainnya yang dalam antrian berhasil terunduh. Zaman dulu, berkas video pun berukuran 1 mega saja sudah ampun-ampun mengunduhnya. Itu pun ukuran dimensi videonya kecil sekali. Tapi yah, kalau dilihatnya pakai monitor beresolusi 800×600 sih masih kelihatan lumayan (dulu ya).
Sekarang dengan internet cepat yang muncul adalah pertanyaan baru. "Gila, gw abis ini download apa lagi?" Mengunduh komik terbitan DC dan Marvel setiap minggunya sudah nggak kerasa lagi. Lebih cepat mengunduh daripada membacanya. Belum lagi mengunduh film seri DivX beresolusi HDTV yang juga sudah menjadi kegiatan rutin setiap minggunya. Apa yang ditayangkan di US minggu lalu, pasti minggu ini sudah bisa diunduh dan dilihat. Menonton video YouTube atau Metacafe pun nggak perlu menunggu proses loading yang lama.
Kalau dengar lagu bagus di radio Prambors secara online atau dengar cuplikan lagu di Last FM, tinggal diingat nama artisnya, lalu berkelana deh ke forum-forum gelap untuk mencari MP3 lagunya (atau bahkan album terbarunya). Lalu kalau dulu banyak belajar ilmu baru dengan membaca blog atau artikel, kali ini yang dicari adalah liputan podcast, videocast, atau screencast-nya. Juga kalau tertarik dengan buku tertentu, bergerilya deh ke forum-forum, berharap bisa menemukan versi PDF atau CHM dari buku itu. Jadi ingat saat Harry Potter dulu terbit. Sehari setelah peluncuran resmi, PDF-nya dengan cepat sudah beredar kemana-mana.
Kalau Anda penggemar DVD film dewasa, daripada cari di Kota lalu kecewa karena isinya nggak sesuai dengan sampulnya, mendingan carinya ke forum atau blog tertentu. Baca komentar dari para pengunjung tentang film itu. Kalau mereka banyak memuji, barulah unduh film itu. Untuk Anda yang lebih bandel lagi, Anda juga bisa "menikmati" tontonan gratis dari webcam mesum dengan cukup lancar.
Segala hal yang disebutkan di atas memang bukan kegiatan yang legal (atau setidaknya masih di batas abu-abu kalau di Indonesia karena belum ada peraturannya). Namanya teknologi, penggunanya pasti tambah pintar. Selain pintar karena sudah semakin jago membuat blog, berbisnis online, juga semakin pintar untuk mendapatkan data berformat digital apapun itu bentuknya.
Tulisan ini bukan untuk melarang ya, karena secara pribadi saya pun melakukan semua kegiatan di atas. Makanya selain kebingungan mau mengunduh apa lagi, saya juga kebingungan karena cepat sekali hard disk saya penuh. Kalau Anda pengguna internet kecepatan tinggi, ayo mengaku, hal negatif apa saja yang sudah Anda lakukan selama ini?