.gif "Solusi Pembayaran Tagihan dan Transaksi Online - BebasBayar")
Para remaja perempuan di Inggris yang ingin menjadi anggota gengster dipaksa untuk berhubungan badan dengan para anggota pria. Mereka juga diharuskan menjadi ‘kurir’ senjata api, pisau, dan obat-obatan.
Dikutip dari The Times, para gadis, sebagian masih berumur 13 tahun, ingin bergabung dengan geng-geng kekerasan untuk mengangkat profil pribadi atau untuk mencari perlindungan.
Ketika pertama kali bergabung mereka diharuskan berhubungan seks dengan salah satu anggota geng. Namun kenyataannya gadis yang ingin menjadi anggota itu juga diminta untuk bersetubuh dengan anggota-anggota lainnya.
Yang mengejutkan para pekerja kesejahteraan adalah bahwa para gadis itu menerima situasi tersebut sebagai hal biasa. Mereka tidak menyadari telah menjadi korban kekerasan.
Gadis-gadis itu juga diminta menyimpan dan mengirimkan senjata api, senjata tajam, ataupun obat-obatan terlarang kepada para anggota laki-laki. Polisi juga memiliki bukti gadis-gadis itu membawa senjata langsung kepada para pembunuh, dan kemudian membuang senjata itu setelah seseorang ditembak.
Persoalan ini terus meningkat dalam beberapa tahun belakangan. Teresa Pointing, direktur pelaksana In-volve, sebuah lembaga amal yang membantu anak-anak muda yang ditarik masuk ke situasi kekerasan, mengatakan gadis-gadis itu tidak memiliki hak di dalam geng-geng ini, yang primitif dalam cara beroperasinya.
“Para gadis berpikir mereka akan dilindungi oleh kelompoknya jika berhubungan badan dengan satu orang anggota, namun kemudian mereka menemukan ada banyak laki-laki di sana.”
Semenjak awal tahun ini lebih banyak gadis yang ditangkap membawa senjata api dibandingkan seluruh tahun lalu. Senjata yang dibawa termasuk senapan mesin MAC10.
Senjata itu bisa menembak 1.000 putaran dalam satu menit dan dikenal sebagai “pembersih ruangan”. Dalam penyerbuan yang baru-baru ini digelar kepolisian, sebanyak 25 perempuan berusia 14 sampai 39 tahun ditahan karena terkait dengan kekerasan, obat-obatan terlarang, dan kepemilikan senjata api.
Inspektur Polisi David Chinchen yang menangani kasus anak muda dengan kekerasan mengatakan, para gadis muda diseret masuk ke lingkaran geng dan kriminalitas laki-laki.
Dikutip dari The Times, para gadis, sebagian masih berumur 13 tahun, ingin bergabung dengan geng-geng kekerasan untuk mengangkat profil pribadi atau untuk mencari perlindungan.
Ketika pertama kali bergabung mereka diharuskan berhubungan seks dengan salah satu anggota geng. Namun kenyataannya gadis yang ingin menjadi anggota itu juga diminta untuk bersetubuh dengan anggota-anggota lainnya.
Yang mengejutkan para pekerja kesejahteraan adalah bahwa para gadis itu menerima situasi tersebut sebagai hal biasa. Mereka tidak menyadari telah menjadi korban kekerasan.
Gadis-gadis itu juga diminta menyimpan dan mengirimkan senjata api, senjata tajam, ataupun obat-obatan terlarang kepada para anggota laki-laki. Polisi juga memiliki bukti gadis-gadis itu membawa senjata langsung kepada para pembunuh, dan kemudian membuang senjata itu setelah seseorang ditembak.
Persoalan ini terus meningkat dalam beberapa tahun belakangan. Teresa Pointing, direktur pelaksana In-volve, sebuah lembaga amal yang membantu anak-anak muda yang ditarik masuk ke situasi kekerasan, mengatakan gadis-gadis itu tidak memiliki hak di dalam geng-geng ini, yang primitif dalam cara beroperasinya.
“Para gadis berpikir mereka akan dilindungi oleh kelompoknya jika berhubungan badan dengan satu orang anggota, namun kemudian mereka menemukan ada banyak laki-laki di sana.”
Semenjak awal tahun ini lebih banyak gadis yang ditangkap membawa senjata api dibandingkan seluruh tahun lalu. Senjata yang dibawa termasuk senapan mesin MAC10.
Senjata itu bisa menembak 1.000 putaran dalam satu menit dan dikenal sebagai “pembersih ruangan”. Dalam penyerbuan yang baru-baru ini digelar kepolisian, sebanyak 25 perempuan berusia 14 sampai 39 tahun ditahan karena terkait dengan kekerasan, obat-obatan terlarang, dan kepemilikan senjata api.
Inspektur Polisi David Chinchen yang menangani kasus anak muda dengan kekerasan mengatakan, para gadis muda diseret masuk ke lingkaran geng dan kriminalitas laki-laki.
