Menpar Arief Yahya menyayangkan, Indonesia masih kalah dengan Malaysia terkait jumlah kunjungan turis. Indonesia punya potensi lebih besar dalam pariwisata, namun kalah dalam promosi.
"Saya sudah ke Malaysia. Maaf, di sana tidak ada apa-apanya," ujar Menpar Arief Yahya di sela-sela acara Indonesia International Dance 2014 di Gedung Kesenian Jakarta.
Pernyataan Arief ini mengacu pada perbandingan sektor wisata antara Indonesia dengan Malaysia. Arief menambahkan, potensi wisata Indonesia jauh lebih cantik dan bagus dibanding Malaysia. Lalu mengapa, turis malah lebih banyak datang ke sana?
"Begini, kalau pariwisata digambarkan sebagai dongeng, maka kita tidak bisa mendongeng dengan baik seperti Malaysia. Kita padahal lebih bagus dan punya apa-apa dibanding Malaysia," ungkapnya.
Untuk itu, Arief punya banyak gebrakan untuk lebih mendatangkan banyak turis. Seperti memberikan bebas visa ke 5 negara (Tiongkok, Jepang, Korsel, Rusia dan Australia), memberikan izin kemudahan pada kapal yacht yang masuk ke Indonesia, serta bakal meluncurkan TV digital yang bisa diakses di internet dan ditonton oleh turis dunia.
Nah, kenapa harus TV digital? Menurut Arief TV digital lebih memudahkan Kemenpar untuk melacak, tayangan apa yang sedang hits, calon wisatawan dari negara mana saja yang menonton. Semuanya bisa dianalisa untuk kemudian membaca selera pasar wisatawan.
"Kalau pakai TV digital, menganalisisnya mudah. Orang suka yang mana, bisa dihitung dengan mudah. Apa yang lagi hits, negara mana yang suka, kita bisa tahu itu. Kita bisa mapping itu," tutupnya. Afif Farhan - detikTravel
"Saya sudah ke Malaysia. Maaf, di sana tidak ada apa-apanya," ujar Menpar Arief Yahya di sela-sela acara Indonesia International Dance 2014 di Gedung Kesenian Jakarta.
Pernyataan Arief ini mengacu pada perbandingan sektor wisata antara Indonesia dengan Malaysia. Arief menambahkan, potensi wisata Indonesia jauh lebih cantik dan bagus dibanding Malaysia. Lalu mengapa, turis malah lebih banyak datang ke sana?
"Begini, kalau pariwisata digambarkan sebagai dongeng, maka kita tidak bisa mendongeng dengan baik seperti Malaysia. Kita padahal lebih bagus dan punya apa-apa dibanding Malaysia," ungkapnya.
Untuk itu, Arief punya banyak gebrakan untuk lebih mendatangkan banyak turis. Seperti memberikan bebas visa ke 5 negara (Tiongkok, Jepang, Korsel, Rusia dan Australia), memberikan izin kemudahan pada kapal yacht yang masuk ke Indonesia, serta bakal meluncurkan TV digital yang bisa diakses di internet dan ditonton oleh turis dunia.
Nah, kenapa harus TV digital? Menurut Arief TV digital lebih memudahkan Kemenpar untuk melacak, tayangan apa yang sedang hits, calon wisatawan dari negara mana saja yang menonton. Semuanya bisa dianalisa untuk kemudian membaca selera pasar wisatawan.
"Kalau pakai TV digital, menganalisisnya mudah. Orang suka yang mana, bisa dihitung dengan mudah. Apa yang lagi hits, negara mana yang suka, kita bisa tahu itu. Kita bisa mapping itu," tutupnya. Afif Farhan - detikTravel